Tanggal 10 Desember diperingati sebagai Hari Hak Asasi Manusia (HAM) Sedunia. Hal itu merujuk pada Universal Declaration of Human Rights (Deklarasi HAM Sedunia) yang diadopsi oleh Majelis Umum PBB pada 1948 silam.
Deklarasi Hari HAM Sedunia menegaskan bahwa setiap manusia, tanpa memandang kebangsaan, agama, atau latar belakang, berhak atas kebebasan, keadilan, dan hak untuk hidup bermartabat.
Namun, di tengah semangat global untuk menjunjung tinggi HAM pada Hari HAM Sedunia ini, penjajahan berkepanjangan di Bumi Palestina menjadi bukti nyata bahwa perjuangan itu belum lah paripurna.
Palestina telah menjadi saksi ketidakadilan selama lebih dari tujuh dekade. Penindasan, pendudukan, dan pelanggaran HAM berat terjadi hampir setiap hari.
Baca Juga: Literasi tentang Palestina Muncul dari UIN Jakarta
Terlebih ketika agresi Zionis Israel ke Gaza sejak 7 Oktober 2023 lalu hingga saat ini. Mereka melakukan aksi genosida nyata, tanpa ada negara mana pun yang mampu menghentikannya.
Zionis Israel membantai, mengusir paksa, memblokade akses kebutuhan dasar, dan sederet kejahatan kemanusiaan kepada warga Gaza, Lebanon dan Tepi Barat. Itu semua dipertontonkan kepada dunia dengan sombongnya.
Tidak hanya sejak 7 Oktober 2023 lalu, bahkan sejak tahun 1948, jutaan warga Palestina terusir dari tanah mereka, menjadi pengungsi di negara-negara tetangga. Di Tepi Barat dan Gaza, hak atas kehidupan yang layak terus terancam. Blokade Gaza yang berlangsung selama lebih dari satu dekade telah menyebabkan krisis kemanusiaan yang sangat memprihatinkan.
Tokoh kemanusiaan seperti Desmond Tutu, peraih Nobel Perdamaian, pernah mengatakan: “Situasi di Palestina mengingatkan saya pada apartheid di Afrika Selatan, di mana keadilan dilucuti dari mereka yang paling rentan.”
Baca Juga: Perang Mu’tah dan Awal Masuknya Islam ke Suriah
Di Hari HAM Sedunia, Palestina mengingatkan kita bahwa penghormatan terhadap HAM harus mencakup kebebasan dari segala bentuk penjajahan dan penindasan.
Hubungan HAM Sedunia dengan Palestina
Hari HAM Sedunia mengingatkan kita akan tanggung jawab kolektif untuk melindungi hak asasi manusia di seluruh dunia. Penjajahan yang terus terjadi di Palestina menjadi simbol kegagalan komunitas internasional dalam menegakkan keadilan dan hak-hak dasar manusia.
Lalu, apa yang perlu dilakukan? Apakah kita yang menjadi penonton saja, atau bergerak dan aktif berkontribusi untuk menyelesaikan persoalan itu?
Baca Juga: Selamatkan Palestina, Sebuah Panggilan Kemanusiaan
Upaya yang bisa kita lakukan saat ini diantaranya: meningkatkan kesadaran, meyebarkan informasi yang benar mengenai situasi di Palestina untuk melawan narasi dan propaganda dari penjajah.
Selain itu, di tingkat pemerintah, mendukung tersedianya bantuan Kemanusiaan, menyaalurkan bantuan hingga sampai kepara rakyat Gaza bisa terus diupayakan untuk meringankan penderitaan mereka yang menjadi korban kekejaman Zionis.
Selain itu, perlu juga upaya mendorong aksi internasional untuk terus menekan Zionis agar tidak lagi melakukan kejahatan kemanusiaa. Salah satunya dengan upaya hukum, meminta pertanggungjawaban dan menyeret ke pengadilan mereka yang melanggar HAM.
Pada Hari HAM Sedunia hari ini, hal itu bukan hanya peringatan seremonial, melainkan seruan untuk bertindak dan melakukan aksi nyata. Ketika dunia memperjuangkan keadilan dan kesetaraan, tidak ada yang boleh dikecualikan—termasuk rakyat Palestina harus bisa mendapatkan hak-hak dasar mereka.
Baca Juga: Malu Kepada Allah
Mari jadikan Hari HAM Sedunia sebagai momentum untuk terus memperjuangkan keadilan bagi semua, khususnya Bangsa Palestina. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Palestina Memanggilmu, Mari Bersatu Hapuskan Penjajahan