Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) memperingati hari jadinya yang ke-53 pada Sabtu (8/8).
Menurut Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi banyak hal telah dicapai ASEAN selama 53 tahun ini.
“ASEAN telah dapat berperan sebagai lokomotif dan memegang peran sentral dalam menjaga stabilitas dan perdamaian di Kawasan,” kata Retno dalam pers briefing, Jumat (7/8).
Perdamaian dan stabilitas inilah yang membawa pertumbuhan ekonomi kawasan Asia Tenggara lebih baik dari rata-rata pertumbuhan dunia.
Baca Juga: Pusat Budaya dan Komunitas Indonesia Diresmikan di Turki
ASEAN juga terus memainkan peran sentralnya dalam kerjasama Indo-Pasifik melalui ASEAN Outlook on the Indo-Pacific.
Sementara itu ke depan, tantangan yang akan dihadapi ASEAN akan lebih berat di tengah terjadinya rivalitas negara besar di tengah upaya mengelola pandemi covid-19 dan dampak sosial ekonominya di kawasan.
Semua tantangan tersebut akan lebih mudah dikelola apabila ASEAN dapat terus mempertahankan persatuannya dan kawasan Asia Tenggara terus menjadi kawasan damai dan stabil.
Oleh karena itu, di tengah situasi yang penuh tantangan ini bagi Indonesia sangat penting bagi ASEAN untuk terus menjalankan apa yang telah ditekadkan dalam Deklarasi Zone of Peace, Freedom and Neutrality (ZOPFAN) di tahun 1971.
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina
Selain itu bagi Indonesia, Treaty of Amity and Cooperation (TAC) 1976 menjadi lebih penting artinya dan penting untuk terus dihormati oleh semua negara pihak.
TAC telah diaksesi oleh 40 negara, termasuk Amerika Serikat, China, India, Australia, Jepang, dan Korea Selatan. (A/RE1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Wawancara Eksklusif Prof El-Awaisi: Ilmu, Kunci Pembebasan Masjid Al-Aqsa