Cileungsi, MINA – Ketua Yayasan Bina Muslimah Kranggan, Herlini Amran mengatakan, faktor terbesar adanya konflik pascanikah adalah rendahnya pengetahuan dan kemampuan suami istri mengelola dan mengatasi berbagai permasalahan keluarga akibat minimnya pendidikan tentang keluarga.
Hal itu disampaikan Herlini saat menjadi pemateri dalam acara Seminar Pascanikah dengan tema “Mengisi Mahligai Rumah Tangga yang Sakinah Mawadah Warahmah” di Auditorium Muhyiddin Hamidy lantai 2 Kompleks Ponpes Al-Fatah Cileungsi, Bogor, Ahad (16/2).
Herlini mengatakan, faktor penyebab konflik pascanikah di antaranya yaitu: Pertama, faktor agama. Adanya perbedaan pemahaman atau pengalaman agama antara suami dan isteri. Jauh dari agama, orientasi materi dan duniawi semata.
Kedua, faktor komunikasi. Adanya perbedaan latar belakang antara suami istri, tidak saling terbuka dan saluran komunikasi tertutup.
Baca Juga: Terakreditas A, MER-C Training Center Komitmen Gelar Pelatihan Berkualitas
Ketiga, faktor ekonomi. Terjadinya problem perekonomian karena keadaan ekonomi keluarga yang lemah berpengaruh pada sandang, pangan, papan. Adanya gaya hidup yang berbeda ataupenghasilan istri yang lebih besar.
Keempat, faktor pendidikan. Misal, pasangan yang sama-sama memiliki pendidikan yang rendah. Pendidikan yang tidak seimbang antara suami dan istri dapat mempengaruhi segala keputusan yang akan diambil dalam keluarga.
Ia menambahkan, beberapa kiat mengatasi konflik dalam keluarga di antaranya yaitu: Menjadikan Islam sebagai landasan hidup berkeluarga, kembalikan fungsi dan kedudukan suami dan istri sesuai dengan tuntunan Allah dan Rasul-Nya. dan taqwa kepada Allah dalan setiap keadaan, dengan syukur dan sabar sebagai perisainya. (L/R11/RS2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Tiba di Inggris, Presiden Prabowo Hadiri Undangan Raja Charles III