Hikmah Ramadhan : Pertautan Sabar dan Syukur dalam Kehidupan

Oleh: Sajadi, Wartawan MINA

Syukur dan sabar adalah dua sikap mulia serta mendasar yang dimiliki oleh setiap orang dan dalam pelaksanaannya di kehidupan sehari-hari juga bernilai ibadah bagi setiap muslim.

Dua kata tersebut sangat mudah diucapkan namun butuh perjuangan ketika diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Akan tetapi bila semua itu dikembalikan kepada bagaimana kita harus bersikap sebagai seorang muslim, tentu saja ini akan terasa mudah dan indah pada saatnya.

Sebagaimana Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam bersabda,

عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ

Artinya: “Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruh urusannya itu baik. Hal ini tidaklah didapati kecuali pada diri seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur. Hal itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar. Itu pun baik baginya.” (HR. Muslim, no. 2999).

Sabar banyak macamnya, begitu juga dengan syukur. Di antaranya yaitu :

1. dengan hati

Sabar dan syukur dengan hati bisa membuat manusia menerima segala bentuk cobaan ataupun nikmat, tanpa adanya kekecewaan atapun keberatan atas pemberian Allah.

2. Sabar dan syukur dengan lisan

Sabar dan syukur diucapkan dengan lisan yaitu apabila diberi nikmat ia bersyukur dengan mengucap “Alhamdulillah” mengembalikan segala pujian hanya untuk Allah, dan apabila diberi cobaan mengucap “Inna lillahi wainna ilaihi raji’un” yang berarti mengembalikan semua urusan hanya kepada Allah.

3. Sabar dan syukur dengan perbuatan

Sabar dan syukur dengan perbuatan yaitu mengelola diri untu tidak mengikuti hawa nafsu berbuat hal yang tidak diridhai Allah serta bersyukur dengan menggunakan nikmat sebaik-baiknya.

Lalu, apa hadiah yang Allah janjikan untuk hamba-Nya yang senantiasa mau bersabar dan bersyukur? Sebagaimana firman-Nya:

وَلَنَجْزِيَنَّ الَّذِيْنَ صَبَرُوْٓا اَجْرَهُمْ بِاَحْسَنِ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ

Artinya : “Dan sesungguhnya kami pasti akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik daripada apa yang selalu mereka kerjakan.” (QS An-Nahl :96)

Dalam Tafsir Ibnu Katsir ayat diatas menjelaskan, hal itu merupakan sumpah Allah yang dikuatkan dengan huruf lam, yaitu sesungguhnya Dia akan membalas berbagai amal perbuatan baik orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari amal mereka dan menghapus berbagai keburukan mereka.

وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ

Artinya : “(Ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku benar-benar sangat keras.” (QS Ibrahim : 7).

Ayat di atas menurut Imam Al-Qurthubi dalam tafsirnya menyatakan, syukur atas nikmat adalah sebab bertambahnya nikmat tersebut.

Maka, seyogyanya sabar dan syukur menjadi sikap yang menghiasi akhlak seorang muslim apabila ia sedang ditimpa musibah ataupun diberi nikmat karena kedua hal tersebut sama-sama terdapat kebaikan untuknya.

Lalu bagaimanakah melatih kesabaran dan rasa syukur kita?

Puasa bagi umat muslim adalah menahan diri untuk tidak makan dan minum, serta tidak melakukan segala perbuatan yang bisa membatalkan puasa, yang dimulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari, dengan syarat tertentu.

Jadi dengan ibadah puasa, umat muslim secara langsung berlatih untuk bersabar. Sabar untuk tidak makan, minum, berbuat maksiat dan lain sebagainya.

Seperti sabda Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam: “Puasa itu setengah sabar,” (HR. Tirmidzi).

Selain itu, puasa, khususnya di Bulan Ramadhan dapat menjadi pribadi Muslim untuk bisa selalu bersyukur.

Dalam menunaikan ibadah puasa, seseorang yang sedang berpuasa bisa merasakan langsung bagaimana penderitaan orang lain yang berkekurangan sehingga bisa menumbuhkan rasa empati dan simpati lalu muncul dalam dirinya untuk bersyukur.

Bukan hanya itu ada saat seseorang berbuka puasa ada rasa bahagia yang muncul karena sehari penuh telah menahan lapar, haus, dan menahan dari hal-hal yang dapat membatalkan puasa.

Menjadi pribadi Muslim yang selalu bersabar dan bersyukur yaitu dengan cara selalu meningkatkan amal ibadah, baik ibadah hati, lisan maupun badan dan menjalankan ibadah puasa dengan penuh keimanan dan ketakwaan serta mengharap ampunan atas dosa-dosa yang telah dilakukan. (A/RE1/RS2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.