Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hotel Trump di Bali Ancam Sebabkan Kekeringan

sajadi - Sabtu, 3 November 2018 - 18:56 WIB

Sabtu, 3 November 2018 - 18:56 WIB

9 Views

Bali, MINA – Proyek Pembangunan Hotel milik Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang bekerja sama dengan pengusaha Indonesia Hary Tanoe Soedibjo di Bali telah menyebabkan kemarahan penduduk lokal karena berdampak buruk bagi lingkungan dan sumber air di Tanah Lot, Bali.

I Wayan Gede Eka Sudiartha, seorang juru mudi dan manajer proyek paruh waktu di desa ekowisata Nyambu di kabupaten Tabanan, Bali, menceritakan bagaimana ketergantungan para petani di desanya terhadap lahan dan suplai air.

“Saya khawatir jika semua sawah menjadi vila turis. Apa yang akan kita makan? Kita tidak bisa makan uang. Kita tidak bisa makan beton,” Kata Sudiartha kepada DW News dikutip MINA Sabtu (3/11).

Sementara itu, Komang Arya, seorang manajer program Bali Water Protection (BWP) mengatakan, perlu ada pengelolaan yang tepat untuk melindungi sumber daya alam di Bali.

Baca Juga: Prediksi Cuaca Jakarta Akhir Pekan Ini Diguyur Hujan 

“Pulau kami merupakan daerah tropis. Bagaimana jika terjadi krisis air?. Kita punya masalah pengelolaan air karena belum adanya pemantauan penggunaan air tanah,” kata Ganaris.

Maraknya pembangungan hotel dan vila di Bali membuat warga takut kehilangan pekerjaan utama mereka yang notabene sebagai petani.

Ilmuwan Politeknik Denpasar juga mengatakan, dalamnya pengeboran sumur di hotel dapat menyebabkan kebocoran air asin di dalam tanah yang beresiko merusak pertanian penduduk sebagai lahan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.

Sistem irigasi Subak di Bali telah menjaga sawah tetap subur selama berabad-abad. Tetapi aktivitas pariwisata mengancam pasokan air, dan proyek pembangunan hotel milik Trump yang baru bisa menjadi perusak keseimbangan yang sudah sempurna ini.

Baca Juga: Menag Tekankan Pentingnya Diplomasi Agama dan Green Theology untuk Pelestarian Lingkungan

Selama ribuan tahun, para petani telah menjaga sawah mereka agar tetap subur yang diakui oleh Badan Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO )sebagai Warisan Dunia.

Pihak hotel sendiri belum menanggapi masalah ini untuk meminimalkan dampak pembangunan terhadap lingkungan dan pasokan air. (T/Sj/RS1)

Mi’raj News Agency (MINA)


Agency (MINA)

Baca Juga: Menhan: 25 Nakes TNI akan Diberangkatkan ke Gaza, Jalankan Misi Kemanusiaan

Rekomendasi untuk Anda

Timur Tengah
Indonesia
Afrika