Athena, MINA – Bill Van Esveld, Direktur Human Rights Watch (HRW) mendesak pihak berwenang Yunani untuk memastikan semua anak pencari suaka terdaftar di sekolah pada tahun ajaran mendatang
HRW mengklaim bahwa hanya satu dari tujuh anak yang tinggal di kamp dapat bersekolah tahun lalu.
Dalam sebuah pernyataan pada Kamis (29/7), kelompok hak asasi itu mengatakan pemerintah Yunani “harus segera mereformasi kebijakan diskriminatif sehingga anak-anak yang mencari suaka dapat pergi ke sekolah ketika tahun baru dimulai pada 13 September 2021,” Anadolu Agency melaporkannya.
“Yunani harus menyambut anak-anak ke dalam sistem pendidikan nasional, karena undang-undang Uni Eropa dan Yunani mengharuskan dan konsisten dengan prinsip kepentingan terbaik anak,” kata Bill.
Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant
“Hanya satu dari tujuh anak yang tinggal di kamp yang dapat bersekolah pada tahun ajaran terakhir, dan pihak berwenang harus segera mempekerjakan guru, mengatur transportasi sekolah, dan mencabut langkah-langkah yang menghalangi anak-anak pencari suaka dari sekolah dengan dalih COVID -19 pandemi,” tambahnya.
HRW juga menuduh Yunani “melanggar arahan UE,” yang mengharuskan negara-negara anggota mengintegrasikan anak-anak pencari suaka ke dalam sistem sekolah nasional dalam waktu tiga bulan setelah identifikasi.
“Komisi Eropa, yang telah memberikan miliaran euro untuk ‘manajemen migrasi’, termasuk pendidikan di Yunani, secara rutin mengambil tindakan terhadap negara-negara anggota UE yang tidak memenuhi kewajiban mereka di bawah undang-undang UE dan harus berusaha memaksa Yunani untuk mengakhiri ketidakpatuhannya dan kebijakan diskriminatif,” katanya.
HRW juga meminta UE mempertimbangkan kembali dukungannya untuk proyek-proyek lain di Yunani yang dapat membatasi akses anak-anak ke pendidikan berkualitas, seperti pembangunan kamp-kamp baru yang tertutup di lokasi-lokasi terpencil di pulau-pulau itu, membangun tembok beton di sekitar kamp-kamp, dan rencana untuk membangun tembok dan pagar di sekitar 24 kamp daratan lainnya. (T/R7/R1)
Baca Juga: Turkiye Tolak Wilayah Udaranya Dilalui Pesawat Presiden Israel
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Setelah 40 Tahun Dipenjara Prancis, Revolusioner Lebanon Akan Bebas