Jakarta, MINA – Ijtima ulama II berikan dukungan ke pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno jika keduanya menandatangani pakta integritas.
“Jika tidak menandatangani Pakta Integritas yang diberikan dalam Ijtima’ Ulama II,” kata Yusuf Muhammad Martak Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama di acara Ijtima Ulama II, Jakarta, Ahad (16/9).
Dikatakan, Prabowo tidak diperkenankan menawar pakta integritas karena Prabowo hanya memiliki dua pilihan menandatangani atau tidak.
Yusuf menilai pakta integritas jauh lebih penting daripada janji kampanye. Menurutnya, janji kampanye sangat mudah diabaikan karena tidak ada kesepakatan.
Baca Juga: Prediksi Cuaca Jakarta Akhir Pekan Ini Diguyur Hujan
Berbeda halnya dengan pakta integritas karena ditandatangani oleh Calon Presiden (Capres). Bahkan bakal ada saksi yang akan menyaksikan proses penandatangan. “Ini ada 11 orang saksi dan 2 orang saksi utama mewakili para ulama,” kata Yusuf.
“Kalau mau menandatangani berarti punya keseriusan untuk didukung, berarti akan menjalankan amanah,” tambahnya.
Dia juga mengatakan, GNPF Ulama tidak meminta jabatan apapun dalam pakta integritas tersebut. “GNPF Ulama tidak meminta posisi dalam tim kampanye nasional”.
GNPF Ulama, lanjutnya juga tidak meminta posisi di pemerintahan apabila Prabowo-Sandi terpilih. Yusuf mengklaim GNPF Ulama berjuang untuk kepentingan masyarakat melalui Ijtima Ulama II.
Baca Juga: Menag Tekankan Pentingnya Diplomasi Agama dan Green Theology untuk Pelestarian Lingkungan
“Kita berbuat untuk kepentingan bangsa dan negara dan demi keselamatan umat Islam di Indonesia jangan sampai menerima dan merasakan ketidakadilan,” kata Yusuf. (L/R03/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Menhan: 25 Nakes TNI akan Diberangkatkan ke Gaza, Jalankan Misi Kemanusiaan