Kairo, 16 Ramadhan 1436/3 Juli 2015 (MINA) – Ikhwanul Muslimin (IM) telah menyerukan pendukungnya “bangkit memberontak” setelah polisi Mesir membunuh belasan anggota terkemukanya.
Pada Rabu (1/7), polisi Mesir menggerebek apartemen 6 Oktober di pinggiran Kairo menewaskan 13 anggota IM, termasuk mantan anggota parlemen, Nasser Al-Hafy, sumber-sumber keamanan dan anggota kelompok mengatakan.
Para anggota IM dilaporkan telah bertemu membahas untuk mensponsori keluarga tahanan ketika polisi menyerbu gedung, Al Jazeera yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Keluarga korban mengatakan, para pria keluarga mereka yang tidak bersenjata, telah ditahan pada sehari sebelumnya yang kemudian dibebaskan setelah memberi sidik jari.
Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan
Namun Kementerian Dalam Negeri Mesir menyebut orang-orang yang ditembak itu adalah pemimpin buronan yang merencanakan serangan, tudingan ini disangkal oleh IM.
Dua orang dari korban adalah orang yang sebelumnya telah divonis hukuman mati oleh pengadilan Mesir.
Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Dalam Negeri mengatakan, penyidik menemukan senjata senilai 43.000 pound Mesir ($ 5.300), dokumen dan kartu memori yang diklaimnya berisi rencana serangan terhadap tentara, polisi, pengadilan, dan media.
Mekameleen TV, media pendukung IM mengatakan, para pemimpin ditahan di dalam rumah dan “dibunuh dengan tangan dingin tanpa penyelidikan atau dakwaan”. (T/P001/P2)
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama