Imaam Jama’ah Muslimin (Hizbullah) Nasihatkan Persatuan

Bogor, MINA – Imaam Jama’ah Muslimin (Hizbullah), Yakhsyallah Mansur memberikan nasihat kepada bangsa Indonesia umumnya dan khususnya bagi umat Muslimin untuk senantiasa menjaga persatuan menjelang pemilihan umum 17 April 2019 mendatang.

“Memperhatikan situasi Nasional menjelang PILPRES/PILEG serentak 17 April 2019 di mana suhu poltik kian memanas dan masyarakat cenderung semakin terpecah menjadi dua kubu, tidak saja pada tataran sikap dan pemikiran bahkan sampai tataran perilaku. Nasihat ini sebagai kewajiban agama, demi terciptanya suasana yang damai dan terjaganya persatuan dan kesatuan bangsa,” kata Yakhsyallah dalam sebuah pernyataan resmi, Selasa (9/4), di Pondok Pesantren Al-Fatah, Cileungsi, Kab.Bogor.

“Imaam juga menekankan bahwa perdamaian, keamanan dan ketenteraman menjadi harapan anak bangsa. “Oleh karena itu, hindari fitnah dan adu domba, ”  demikan pernyataan yang diterima MINA.

Berikut peryataan resmi Jama’ah Muslimin (Hizbullah):

1. Bahwa kehidupan bernegara dan bermasyarakat di Indonesia yang aman, tenteram dan damai adalah harapan semua anak bangsa. Hal itu adalah fitrah yang merupakan pemberian dari Allah Subhanahu wa Ta’ala dan berada di dalam jiwa setiap anak Adam.  Untuk mewujudkan kehidupan seperti itu diperlukan kerja keras dari seluruh pihak dari Pemerintah sebagai penyelenggara negara dan warga masyarakat.

2. Apabila dalam persiapan dan pelaksanaan PEMILU 2019 mulai muncul berbagai berita di media massa dan media sosial bermuatan dusta, hoax bahkan fitnah terhadap salah satu atau kedua kubu yang berpotensi menjadi konflik horizontal dan vertikal, maka Pemerintah dan setiap warga masyarakat harus terpanggil untuk meredamnya. Jangan karena perbuatan suatu pihak yang mencari keuntungan untuk pribadi atau golongannya maka menjadi rusaklah kehidupan masyarakat yang aman, tenteram dan damai. Hal ini diingatkan oleh Rasulullah ﷺ, “Jauhilah dusta karena dusta mendorong kepada kejahatan dan kejahatan menyeret (kamu) ke neraka” (Al Hadits)

3. Waspada dan tetap berhati-hati terhadap setiap upaya provokasi yang mengadu domba anak bangsa dari pihak-pihak yang sangat berharap terjadinya kekacauan di Indonesia, baik yang datang dari agen-agen asing maupun dari para petualang politik dari dalam negeri yang memancing di air keruh.

4.Kami menyeru kepada Pemerintah Republik Indonesia untuk tetap teguh dalam melaksanakan amanat konstitusi, berusaha keras untuk netral meskipun ada berbagai pihak yang berusaha melemahkannya. Kami mendukung Pemerintah dalam mengawal persatuan dan kesatuan bangsa dan seluruh aparat keamanan dari TNI, Polri dan unsur-unsur terkait untuk bersikap adil, profesional dan bertanggung jawab dalam melaksanakan TUPOKSI masing-masing.

5. Kepada seluruh peserta/kontestan PILPRES/PILEG dan para pendukungnya diserukan agar menjaga semangat kebersamaan dan persaudaraan sesama anak bangsa. Juga diserukan agar menunjukkan ketinggian budi pekerti dan menghindarkan sikap arogansi serta saling mengejek dan merendahkan. Sikap merendahkan orang lain adalah akhlaq yang buruk dan dilarang oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala: “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman. Dan barangsiapa yang tidak bertobat maka mereka itulah orang-orang yang zalim” (Q.S. Al-Hujurat [49]: 11).

6. Kepada para ulama, tokoh masyarakat, pemimpin agama dan cendekiawan dari berbagai kalangan dan lembaga, kami mengajak untuk lebih aktif ikut serta dalam mewujudkan situasi yang aman, damai dan terkendali serta mengajak warga masyarakat untuk membangun kedewasaan dan kewaspadaan dalam situasi saat ini.

7. Akhlaq mulia sepatutnya tidak sekedar ditunjukkan saat persiapan dan pelaksanaan PILEG/PILPRES 2019 saja namun terus dipertahankan saat diperoleh hasil akhirnya.  Hendaknya yang menjadi pemenang tidak berpuas hati, bersombong diri dan mabuk dalam pesta kemenangan. Justru kemenangan itu sebenarnya awal dari penderitaan karena harus memikul beban amanat dan tanggung jawab yang berat di hadapan manusia apalagi di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bagi pihak yang kalah hendaknya mengembangkan sikap yang positif, lapang dada, konstitusional serta melanjutkan perjuangan untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik untuk Indonesia sesuai kemampuan dan posisi masing-masing.  Sejatinya semua yang terjadi di muka bumi ini sudah ditakdirkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagaimana tersebut dalam Al-Qur’an, “Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (Q.S. Al-Hadid [57]: 22).

8. Akhirnya, kami mengajak kita semua berdoa agar Allah Subhanahu wa Ta’ala melindungi bangsa Indonesia dari semua fitnah terutama fitnah perpecahan serta melimpahkan rahmat dan barokah-Nya kepada kita sehingga mampu menjaga persatuan dan kesatuan serta sabar dalam menjalani semua ujian di masa-masa yang penting dan genting ini dengan selamat, aamiin. (R/Gun/P1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)