Imaam Yakhsyallah Mansur: Indonesia Super Power Jika Meyakini Lima Hal

Al-Muhajirun, Lampung Selatan, MINA – Imaamul Muslimin Yakhsyallah Mansur menyampaikan lima hal yang diyakini bisa menjadikan negara Indonesia kuat, bahkan menjadi super power.

Hal itu disampaikan dalam sambutan acara Panen Perdana Sorgum Bioguma 1 yang dilaksanakan di lahan pertanian ponpes Al-Fatah dusun Dwi Darma, Negararatu, Natar, Lampung Selatan, Kamis (18/1).

Hal yang pertama yakni Sumber Daya Alam (SDA).

“Jarang negara yang memiliki SDA besar dan variatif, seperti Indonesia”

Kedua, sumber Daya Manusia. Ia mengatakan banyak manusia di Indonesia yang merupakan sosok hebat.

“Biasanya, mahasiswa-mahasiswa yang kuliah di Malaysia, peringkat IP 1 sampai 3 dikuasai mahasiswa Indonesia,” ujarnya.

Hal tersebut membuktikan SDM Indonesia patut dibanggakan. Bahkan, Imaam Yakhsyallah juga menegaskan siapa yang tidak kenal putra terbaik, Prof. B.J. Habibie, yang kalau datang ke Arab Saudi melebihi 10 raja penghormatannya.

Ketiga, stabilitas politik, melihat politik Indonesia yang selalu ingin digoyang atau diguncang, maka jangan sampai hal tersebut terjadi.

“Dan ini yang dulu diusahakan pak Harto, agar stabil. Memang betul, kita pernah menjadi negara yang mandiri soal pangan hingga mendapat penghargaan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB),” tegasnya.

Keempat, rasa tanggung jawab.

“Kita harus merasa bertanggung jawab. Jadi jangan sampai problematika negeri ini diserahkan pada orang lain. Serahkan pada diri sendiri, Insya Allah kita mampu,” ujarnya.

Imaam Yakhsyallah menerangkan, ketahanan pangan dibuat ketika menghadapi masalah dan bertanya apa yang harus dilakukan. Seharusnya jangan menyerahkan semua permasalahan kepada pemerintah, sebab pemerintah pun sudah berbuat banyak dalam membantu dalam menghadapi Covid-19.

“Jadi, tanggung jawab kita semua yang harus kita ambil untuk kemajuan negeri ini,” katanya.

Dari program nasional salah satunya ketahanan pangan, maka di beberapa daerah Jama’ah Muslimin (Hizbullah) berusaha menerapkannya dengan ternak ikan, menanam singkong, jagung, dan lainnya.

Kelima, Husnudzon, selalu berpikir positif. Seperti Allah Subhanahu wa Ta’ala yang mengatakan Aku bersama prasangka hambaku. 

“Maka kita harus positive thinking. Kalau kita berprasangka baik, jadinya baik. Begitu pun sebaliknya,” ujar Imaam Yakhsyallah.

Pada penutup sambutan, Imaam berharap semoga ketahanan pangan sorgum yang dibentuk Tim Ribath Covid-19 (TRC-19) Lampung bekerja sama dengan Indonesia Desa Cerdas (IDC) merupakan langkah awal dan akan terus berlanjut.

“Semoga Lampung bisa menjadi pusat lumbung pangan dunia,” pungkasnya.(L/cha/P1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)