Jakarta, 25 Rabi’ul Akhir 1438/23 januari 2017 (MINA) – Imaamul Muslimin Yakhsyallah Mansur menegaskan bahwa sesungguhnya terorisme dan radikalisme yang distigmakan atas umat Islam adalah fitnah yang keji. Fitnah itu disebarkan secara massif melalui berbagai media massa oleh mereka yang memusuhi Islam dan tidak rela melihat terwujudnya perdamaian dunia.
“Apabila ada individu atau kelompok tertentu yang mengklaim bertanggung jawab atas tragedi itu maka hendaknya tidak serta merta melibatkan kaum Muslimin sebagai pihak yang bertanggung jawab atasnya. Selama ini kaum Muslimin sering menjadi kambing hitam atas kejahatan yang tidak pernah dilakukannya,” tegasnya dalam pernyataan sikap terkait isi pidato pelantikan Presiden Amerika Serikat Ke-45 Donald Trump yang diterima MINA, Senin (23/1).
Presiden Amerika Serikat Ke-45 Donald Trump menyampaikan pidato resmi untuk pertama kali setelah membacakan sumpahnya di Washington DC Jumat (20/1/2017), terutama tentang tekadnya untuk mempersatukan dunia yang beradab, melenyapkan terorisme dari muka bumi yang dilakukan oleh kelompok Islam radikal.
Baca Juga: Cinta dan Perjuangan Pembebasan Masjid Al-Aqsa Harus Didasari Keilmuan
Imaam Yakhsyallah juga menegaskan bahwa isu terorisme dan radikalisme sudah saatnya tidak dikonotasikan dengan Islam atau kaum Muslimin. Sejarah mencatat bahwa pelaku terorisme dan pengrusakan dunia justru dilakukan oleh mereka yang bukan Muslim.
“Lihatlah siapa yang menjatuhkan bom atom yang meluluhlantakkan Hiroshima dan Nagasaki yang merenggut nyawa ratusan ribu warga Jepang dan menyisakan bencana radioaktif selama puluhan tahun. Juga kerusakan dan kehancuran di Vietnam dan Afghanistan akibat perang yang tidak masuk akal,” ujarnya.
“Perhatikan pula kehancuran akibat ratusan ribu ton bom yang dijatuhkan di Irak dan Suriah yang membuat jutaan warga Irak dan Suriah harus mengungsi karena kehilangan harta benda, jiwa, orang-orang yang mereka cintai, juga tanah air. Siapakah yang berada di balik semua kehancuran dan kepiluan itu? Tentu bukan kaum Muslimin karena justru merekalah yang menjadi korbannya,” ungkap Imaam Yakhsyallah.
Dia menghimbau kaum Muslimin terutama para pemimpin negeri-negeri Muslim untuk lebih meningkatkan kewaspadaan dalam menghadapi berbagai persoalan terutama terhadap orang-orang yang memusuhi orang Islam baik rahasia maupun terang-terangan.
Baca Juga: Lewat Wakaf & Zakat Run 2024, Masyarakat Diajak Berolahraga Sambil Beramal
Imaam Yakshyallah mengungkapkan, kebersamaan yang mengatasi berbagai perbedaan di antara umat manusia merupakan kenyataan hidup yang indah dan menakjubkan. Tiada satu bangsa pun di dunia ini dapat hidup sendirian.
“Idealisme yang dibangun di atas utopia keunggulan ras tertentu dan mengobarkan nafsu berkuasa atas ras atau bangsa yang lain justru menjadi awal kehancuran ras atau bangsa tersebut. Dunia menjadi saksi terhadap fakta sejarah ini pada kegagalan Hitler dengan ide keunggulan ras Aria-nya,” tegasnya.
Dia juga menegaskan sesungguhnya Islam adalah agama yang misi utamanya menebar kasih sayang tidak saja bagi para pemeluknya namun juga bagi seluruh warga dunia. Hal ini ditegaskan di dalam kitab suci Al-Qur’an, “Kami tidak mengutus engkau, Wahai Muhammad, melainkan sebagai rahmat bagi seluruh manusia” (QS. Al-Anbiya [21]: 107).
“Kaum muslimin dibimbing oleh agamanya untuk hidup damai dan harmonis dengan siapa pun yang menghargai perdamaian dan persaudaraan. Kaum Muslimin dilarang keras untuk menyakiti siapa pun baik secara verbal, non verbal apalagi tindakan fisik selama mereka tidak menyakiti kaum Muslimin. Bahkan dalam kondisi darurat perang sekali pun kaum Muslimin tidak dibenarkan membuat kerusakan seperti menumbangkan pepohonan dan membakar bangunan dan merusak tempat-tempat ibadah,” ujarnya.
Baca Juga: Prof Abd Fattah: Pembebasan Al-Aqsa Perlu Langkah Jelas
Sebagaimana dalam Al-Quran Surat Al-Hajj [22] ayat 40 yang artinya: “(yaitu) orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar, kecuali karena mereka berkata: “Tuhan kami hanyalah Allah”. Dan sekiranya Allah tiada menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadat orang Yahudi dan masjid-masjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa.”
Imam Yakhsyallah Mansur mengingatkan bahwa Kaum Muslimin hendaknya meningkatkan kekompakan dan ukhuwah sesuai tuntunan Al-Qur’an dalam Al-Quran Surah Al-Hujurat [49] ayat 10 bahwa “Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah bersaudara.” Dan sabda Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam bahwa “Perumpamaan kaum mukmin dalam kasih sayang dan belas kasih serta cinta adalah seperti satu tubuh. Jika satu bagian anggota tubuh sakit maka akan merasa sakit seluruh tubuh dengan tidak bisa tidur dan merasa demam.” (H.R. Bukhari dan Muslim).(L/R01/RS3)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: MUI Tekankan Operasi Kelamin Tidak Mengubah Status Gender dalam Agama