Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Imaamul Muslimin: Dua Sebab Datangnya Rizki

kurnia - Senin, 14 Oktober 2019 - 06:14 WIB

Senin, 14 Oktober 2019 - 06:14 WIB

1 Views ㅤ

Cileungsi, Kab Bogor, MINA – Imaamul Muslimin Yakhsyallah Mansur menjelaskan, rizki yang datang kepada seseorang muslim ada dua sebab.

Yakhsyallah menjelaskan hal itu kepada peserta Workshop Financial Literacy yang diselenggarakan Majelis Pemberdayaan Ummat (MPU) Jama’ah Muslimin (Hizbullah) di Gedung H Muhyiddin Hamidy, kompleks Pondok Pesantren Al-Fatah, Cileungsi, Bogor, Sabtu-Ahad (12-13/10)

“Yang pertama, Rizki yang nampak, seperti pada acara ini. Kita bisa mengikuti acara ini adalah rizki yang tampak, terlihat oleh mata, bisa ditangkap panca indera,” kata Imaam pada penutupan acara Workshop.

Kemudian yang kedua, rizki tidak tampak, yang bisa dirasakan dengan hati dan pemikiran yang jernih. Contohnya keamanan, ketenangan, kebahagiaan yang dirasakan seseorang,

Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi 

Ia menegaskan bahwa Allah akan memberikan kelebihan rizki-Nya jika kita selalu bersyukur dan beramal sholeh.

“Maka, tidak bisa seorang Muslim menyalahi takdirnya, tetapi Allah akan memberikan yang terbaik jika orang tersebut ingin berusaha merubahnya,” ujarnya.

Ia mengutip hadis Nabi Muhammad diriwayatkan Al-Bukhari dan Muslim bahwasannya: “Tidaklah menimpa seorang Muslim dari rasa kelelahan, rasa sedih, rasa penat, rasa bingung, rasa sakit, rasa gelisah sampai pun ada duri yang menusuknya, maka Allah akan mengampuni kesalahan-kesalahannya.”

Imaam berharap semoga para peserta bisa mempraktekkan teori-teori yang diberikan selama pelatihan dan menghasilkan karya maksimal.

Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah

“Adapun cara mendatangkan rizki, selain secara teknis kita sudah pelajari, tetapi ada cara-cara lain, yaitu dengan bersyukur, memperbanyak ibadah dan beramal shaleh,” tambah Imaam.

Ia menegaskan, pembisnis harus mengikuti aturan yang ditetapkan, maka akan disebut sholeh, sebab sholeh di sini artinya pas atau sesuai dengan pekerjaan yang ditekuni. (L/R03/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Indonesia