Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Imaamul Muslimin: Jihad dan Menuntut Ilmu, Setara

Lailatul Mukarromah - Sabtu, 4 September 2021 - 19:33 WIB

Sabtu, 4 September 2021 - 19:33 WIB

5 Views

Cileungsi, Kabupaten Bogor, MINA – Imaamul Muslimin Yakhsyallah Mansur mengatakan, antara jihad dan menuntut ilmu itu setara.

“Tidak ada yang lebih tinggi ataupun lebih rendah,” katanya, Sabtu (4/9),  pada acara Masa Taaruf Mahasiswa (Mastama) Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Fatah Bogor dengan tema “Mencetak Dai dan Jurnalis Berwawasan Islami”.

Kegiatan tersebut diselenggarakan di kampus STAI Al-Fatah Cileungsi, Sabtu-Kamis (4-9) September 2021 / 26-2 Muh-Saf 1443 H.

“Dalam menuntut ilmu, itu sama dengan berjihad (mengangkat senjata) di jalan Allah,” kata Imaam.

Baca Juga: Hari Terakhir Pelunasan, Seluruh Kuota Haji Khusus 1446 H/2025 M Sudah Terisi

Menurutnya, Jihad memiliki 4 tingkatan. Pertama, mengerahkan seluruh tenaga untuk melawan hawa nafsu.  Kedua, melawan setan. Dalam hal ini, termasuk melawan godaan jin dan manusia.

Ketiga, jihad melawan ahli maksiat. Dan keempat, mengerahkan seluruh kemampuan untuk melawan orang kafir.

Kemudian, kata imaam selanjutnya, dalam menuntut ilmu, diketahui bahwa ilmu itu tidak datang dengan sendirinya, melainkan harus dicari.

Ciri-ciri orang yang mencari ilmu ada dua, yaitu: Pertama, diperlukan. “Harus ditanamkan dalam diri bahwa kita perlu ilmu,” katanya.

Baca Juga: Penelitian Terbaru, Gen Z di AS Pro Perjuangan Palestina dan Anti Israel

Kedua, bersungguh-sungguh. Maka, persamaan jihad dengan menuntut ilmu itu adalah dengan sungguh-sungguh. Sedangkan kelemahan dalam menuntut ilmu adalah tidak sungguh-sungguh.

“Untuk mencari ilmu syaratnya merasa diperlukan dan harus bersungguh-sungguh, serius. Ibarat barang yang diperlukan biasanya barang yang kita senangi. Maka, syaratnya harus senang dengan ilmu dan serius,” kata Imaam

Dengan demikian, Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) di STAI Al-Fatah ini diharapkan dapat terwujud.

“Dengan ilmu, dakwah akan berjalan. Dan dengan jihad, aktivitas dakwah akan terlindungi,” kata Imaam.

Baca Juga: ICMI Resmikan Program Desa Cendikia dan Masjid Siti Aminah Hadiwardoyo

“Oleh karena itu, kampus kita dinamakan Kampus Jihad. Tugas kita, setelah mendapat ilmu maka harus mengajarkannya. Terampil dalam dakwah baik secara lisan maupun tulisan,” kata pimpinan Pondok Pesantren Al-Fatah se Indonesia itu. (L/R11/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Dr. Rais Abdullah: Hidup Berjamaah adalah Fenomena Universal

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Indonesia