Cileungsi, Kabupaten Bogor, MINA – Imaamul Muslimin Yakhsyallah Mansur mengatakan, antara jihad dan menuntut ilmu itu setara.
“Tidak ada yang lebih tinggi ataupun lebih rendah,” katanya, Sabtu (4/9), pada acara Masa Taaruf Mahasiswa (Mastama) Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Fatah Bogor dengan tema “Mencetak Dai dan Jurnalis Berwawasan Islami”.
Kegiatan tersebut diselenggarakan di kampus STAI Al-Fatah Cileungsi, Sabtu-Kamis (4-9) September 2021 / 26-2 Muh-Saf 1443 H.
“Dalam menuntut ilmu, itu sama dengan berjihad (mengangkat senjata) di jalan Allah,” kata Imaam.
Baca Juga: Pemuda Indonesia Dirikan Camp Bela Palestina di Depan Kedubes AS
Menurutnya, Jihad memiliki 4 tingkatan. Pertama, mengerahkan seluruh tenaga untuk melawan hawa nafsu. Kedua, melawan setan. Dalam hal ini, termasuk melawan godaan jin dan manusia.
Ketiga, jihad melawan ahli maksiat. Dan keempat, mengerahkan seluruh kemampuan untuk melawan orang kafir.
Kemudian, kata imaam selanjutnya, dalam menuntut ilmu, diketahui bahwa ilmu itu tidak datang dengan sendirinya, melainkan harus dicari.
Ciri-ciri orang yang mencari ilmu ada dua, yaitu: Pertama, diperlukan. “Harus ditanamkan dalam diri bahwa kita perlu ilmu,” katanya.
Baca Juga: AWG Kembali Gelar Aksi di Depan Kedubes AS Tuntut Hentikan Genosida Israel
Kedua, bersungguh-sungguh. Maka, persamaan jihad dengan menuntut ilmu itu adalah dengan sungguh-sungguh. Sedangkan kelemahan dalam menuntut ilmu adalah tidak sungguh-sungguh.
“Untuk mencari ilmu syaratnya merasa diperlukan dan harus bersungguh-sungguh, serius. Ibarat barang yang diperlukan biasanya barang yang kita senangi. Maka, syaratnya harus senang dengan ilmu dan serius,” kata Imaam
Dengan demikian, Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) di STAI Al-Fatah ini diharapkan dapat terwujud.
“Dengan ilmu, dakwah akan berjalan. Dan dengan jihad, aktivitas dakwah akan terlindungi,” kata Imaam.
Baca Juga: AWG Serukan Boikot Produk Terafiliasi Zionis di Depan Kedubes AS
“Oleh karena itu, kampus kita dinamakan Kampus Jihad. Tugas kita, setelah mendapat ilmu maka harus mengajarkannya. Terampil dalam dakwah baik secara lisan maupun tulisan,” kata pimpinan Pondok Pesantren Al-Fatah se Indonesia itu. (L/R11/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: UAR Salurkan Bantuan untuk Warga Terdampak Tanah Bergerak di Brebes