Jakarta, MINA – Panitia Penyelenggara Asian Games 2018 (INASGOC) mengantisipasi siber/">serangan siber saat penyelenggaraan pesta olahraga empat tahunan nanti. Langkah antisipasi lebih ditingkatkan mengingat Indonesia sebagai satu dari 10 negara yang rawan siber/">serangan siber dunia.
“Kami tidak ingin ada kejadian upacara pembukaan terlambat sampai satu jam sebagaimana terjadi pada pembukaan Olimpiade Musim Dingin di Korea Selatan,” kata Ketua INASGOC Erick Thohir saat membuka BRI Sunday Festival Road to Asian Games 2018 di Jakarta, Ahad (6/5).
Sebanyak 1.000 pelari ikut andil dalam gelaran BRI Sunday Festival Road to Asian Games 2018 ini. Sesuai namanya, kegiatan ini sengaja digelar untuk memeriahkan dan menyambut Asian Games 2018.
Acara yang dilaksanakan sejak pukul 06.00 WIB ini turut dihadiri Direktur Konsumer Bank BRI Handayani, Direktur Hubungan Kelembagaan Bank BRI Sis Apik Wijayanto dan Direksi BRI Iainnya.
Baca Juga: Prediksi Cuaca Jakarta Akhir Pekan Ini Diguyur Hujan
INASGOC, lanjut Erick, bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Kepolisian RI dan TNI untuk mencegah siber/">serangan siber terhadap penyelenggaraan pesta multi-cabang olahraga tertinggi di Asia itu.
Meskipun INASGOC sudah mempunyai pusat kendali operasi yang bertugas mengawasi seluruh jaringan terkait penyelenggaraan Asian Games, Erick mengaku masih butuh dukungan dari lembaga-lembaga dan kementerian untuk mencegah siber/">serangan siber itu.
Sebelumnya, Direktur IT dan Telekomunikasi INASGOC Edy Prabowo mengklaim telah menyiapkan sistem cadangan jika ada serangan terhadap pusat kendali operasi mereka.
Edy mengatakan pusat kendali operasi panitia Asian Games 2018 akan mengeluarkan sinyal jika terdapat siber/">serangan siber terhadap jaringan Internet mereka. “Kami sudah menggelar audit teknologi informasi dari Dewan Olimpiade Asia,” kata Edy.
Baca Juga: Menag Tekankan Pentingnya Diplomasi Agama dan Green Theology untuk Pelestarian Lingkungan
Menduduki peringkat dua sebagai negara dengan lintas trafik siber/">serangan siber terbesar dunia, Indonesia juga menjadi salah satu negara paling rawan yang dijadikan sasaran serangan oleh para cybercriminal atau juga hacker negara lain. (L/R01/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Menhan: 25 Nakes TNI akan Diberangkatkan ke Gaza, Jalankan Misi Kemanusiaan