Moskow, MINA – KBRI Moskow bersama dengan Belarus Chamber of Commerce and Industry (BelCCI) menggelar forum bisnis “Belarus–Indonesia Business Meeting: Enhancing Business Relations” pada Jumat (1/10) di Minsk, ibukota Belarus.
Duta Besar Republik Indonesia untuk Federasi Rusia Merangkap Republik Belarus, Jose Tavares, mengatakan, kegiatan ini merupakan upaya berkesinambungan KBRI Moskow untuk memetakan potensi pasar di wilayah akreditasi, serta secara khusus dengan Belarus.
“KBRI Moskow mengadakan Forum Bisnis ini untuk mendorong pelaku bisnis Indonesia agar memperluas jaringan dan terus berupaya memasuki pasar Belarus,” ungkap Dubes Tavares saat membuka acara.
Dia mengharapkan kegiatan ini akan berdampak untuk menutup defisit perdagangan yang sangat besar.
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
“Kiranya Forum Bisnis ini dapat bermanfaat bagi pelaku usaha Indonesia, serta membuka kontak dengan pebisnis Belarus,” pungkas Dubes Tavares.
Nilai impor Indonesia atas beberapa produk dari Belarus masih besar, seperti pupuk (potassium), permesinan dan alat berat (dump truck). Sedangkan nilai ekspor produk Indonesia ke Belarus masih kecil, seperti produk perikanan, karet alam dan alat musik.
Forum Bisnis berlangsung secara hybrid, perpaduan antara luring dan daring, yang diikuti sekitar 100 peserta para pelaku bisnis kedua negara, baik perusahaan besar maupun UMKM, serta pemangku kepentingan dari Kementerian/Lembaga terkait.
Turut hadir, Dubes Belarus untuk Indonesia, Valery Kolesnik, yang menyampaikan perlunya terus mendorong angka perdagangan dan investasi karena nilainya masih kecil, meskipun nilai perdagangan bilateral saat ini hampir menyentuh tingkat sebelum pandemi COVID-19 terjadi.
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah
Tampil pula Pemkot Probolinggo yang menyampaikan presentasi video mengenai potensi kerja sama dan investasi di Probolinggo. Selain itu, beberapa narasumber Indonesia dari pemerintahan, asosiasi dan pelaku bisnis juga menyampaikan paparannya masing-masing.
Dirjen Mineral dan Batubara Kementerian ESDM RI, Ridwan Djamaluddin, menawarkan peluang investasi di bidang tambang di Indonesia seperti nikel dan tembaga di Sulawesi, bauksit di Kalimantan.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Asosiasi Jasa Pertambangan Indonesia (ASPINDO), Bambang Tjahjono, memaparkan seputar tren keperluan peralatan berat yang digunakan pada tambang yang ditekankan pada kebijakan pengutamaan produksi komponen lokal, serta prospek bagi vendor dan investor di bidang pertambangan.
Sedangkan paparan Direktur Marketing PT. Kelola Mina Laut (KML), Novi Saputra, menginformasikan bahwa 90% produksinya ditujukan untuk ekspor dan menawarkan berbagai produk perikanan ke pihak Belarus, antara lain tuna, red snapper, udang, kepiting, surimi, dried seafood, sayuran beku, kacang edamame, dan ubi.
Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon
“Saya sangat mengapresiasi inisiatif Forum Bisnis yang diadakan KBRI Moskow di Minsk ini. Bahkan perusahaan kami ingin menjajaki lebih lanjut dan terbuka untuk melakukan pertemuan bisnis dengan pengusaha Indonesia”, ungkap Igor Matyushev, salah satu peserta luring, perwakilan perusahaan Belarus, John Dory LLC (supplier produk ikan dan seafood), yang secara khusus juga memberikan perhatian terhadap paparan dari KML.
Peserta luring lainnya dari sebuah perusahaan nasional Belarus di bidang industri makanan, Belgospishcheprom, juga secara langsung menyatakan keinginannya kepada Dubes Jose Tavares untuk memperoleh kontak langsung dengan penghasil minyak kelapa sawit Indonesia.
Sementara itu, Direktur Moorlife/Avian Group, Adi Suhono, menyampaikan paparan berbagai potensi bidang produksi Avian Group.
Paparan ini mendapat tanggapan langsung oleh Deputy Chairman of Belarusian Chamber of Commerce and Industry yang mengusulkan agar Avian Group dapat menempatkan investasinya di Belarus dan menjadikan Belarus sebagai hub untuk pasar yang lebih besar, yaitu Eurasian Economic Union (EAEU).
Baca Juga: OJK Dorong Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah untuk Santri di Kalteng
Sedangkan dari pihak Belarus, tampil beberapa narasumber menyampaikan paparan mengenai ekspor dan peluang investasi, yaitu Head of Foreign Economic Department Ministry of Agriculture and Food of Belarus, Kseniya Meleshko; Marketing Specialist of National Agency of Investment and Privatization, Palina Bertash; dan Director of the Representative Office of JSC “MAZ” Minsk Automobile Plant in Vietnam, Vadim Sadovsky; serta perusahaan alat berat Belarus, BelAz.
Data BPS mencatat adanya kenaikan nilai perdagangan Indonesia–Belarus sebesar 27,9% pada periode Januari–Juli 2021 (US$ 129,9 juta), dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2020 (US$ 101 juta).
Walaupun demikian, perdagangan Indonesia masih mencatat defisit karena nilai impor Indonesia dari Belarus sekitar US$ 128,6 juta, sementara nilai ekspor Indonesia ke Belarus sekitar US$ 626,5 ribu.(R/R1/P2)
Baca Juga: Wapres: Ekonomi Syariah Arus Baru Ketahanan Ekonomi Nasional
Mi’raj News Agency (MINA)