Tashkent, MINA – Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) dan Asosiasi Lemak & Minyak Uzbekistan/Assotsiasiya “Uzyog’moysanoat” menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) untuk menjalin kerja sama di bidang pertukaran keahlian dalam produksi dan pengolahan nabati/">minyak nabati di Hotel Internasional Tashkent di Uzbekistan, Kamis (14/9).
MoU ditandatangani oleh Eddy Martono, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), dan Oybek Zuparov, Asosiasi Lemak & Minyak Uzbekistan/Assotsiya “Uzyog’moysanoat”, di hadapan H.E. Sunaryo Kartadinata, Duta Besar RI untuk Tashkent, Uzbekistan, demikian keterangan tertulis Kemlu RI dikutip MINA.
Indonesia adalah produsen minyak sawit terbesar di dunia, memproduksi sekitar 50 juta ton setiap tahunnya, di mana sekitar 20 juta ton dikonsumsi di dalam negeri, dan 30 juta ton diekspor.
Minyak sawit telah dimanfaatkan untuk berbagai kegunaan, termasuk makanan (misalnya minyak goreng, margarin), oleokimia (misalnya sabun, pembersih tangan, sampo), dan biodiesel.
Baca Juga: Tausiyah Kebangsaan, Prof Miftah Faridh: Al-Qur’an Hadits Kunci Hadapi Segala Fitnah Akhir Zaman
Selain menjadi penyumbang devisa terbesar, industri kelapa sawit di Indonesia mempekerjakan lebih dari 16 juta orang.
Saat ini, Indonesia mengekspor produk sawit ke lebih dari 150 negara, termasuk ke Asia Tengah, dimanfaatkan dalam berbagai industri dan produk.
Indonesia telah melembagakan standar keberlanjutan budidaya kelapa sawit yang dikenal dengan ISPO yang merupakan persyaratan bagi pelaku usaha perkebunan kelapa sawit.
Sebagai salah satu produsen dan pengguna nabati/">minyak nabati terkemuka di Asia Tengah, Uzbekistan mempunyai potensi untuk menjadi pusat produksi dan pengelolaan nabati/">minyak nabati regional.
Baca Juga: Pembukaan Silaknas ICMI, Prof Arif Satria: Kita Berfokus pada Ketahanan Pangan
Diharapkan melalui MoU tersebut, Uzbekistan dapat meningkatkan produksi dalam negerinya dengan memanfaatkan pengetahuan, teknologi, dan praktik terbaik Indonesia di bidang pengolahan minyak sawit.
Selain poin-poin tersebut, MoU ini diharapkan dapat meningkatkan volume perdagangan kedua negara.(R/R1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Menteri Yusril Sebut ada Tiga Negara Minta Transfer Napi