Wina, MINA – Indonesia menyatakan komitmennya untuk bekerjasama dengan Badan Tenaga Atom Dunia (IAEA) dalam pemanfaatan teknologi radiasi nuklir buat mendaur ulang sampah plastik.
Menurut siaran pers KBRI Wina, Kamis (30/9), kerja sama tersebut dibahas dalam pertemuan antara Dirjen Badan Tenaga Atom Dunia (IAEA), Rafael Mariano Gross dan Dubes RI untuk Austria serta PBB, Darmansjah Djumala di Wina, Austria, Senin (27/9).
Melalui implementasi proyek NUTEC Plastics yang digagas Dirjen IAEA Grossi, Indonesia akan mengembangkan pemanfaatan teknologi nuklir dalam sektor pengolahan limbah plastik menjadi bahan baku industri dengan nilai ekonomi tinggi, serta dalam sektor pemantauan mikro plastik di lautan.
Kerja sama strategis tersebut akan menjadikan Indonesia sebagai negara percontohan di kawasan.
Baca Juga: Cinta dan Perjuangan Pembebasan Masjid Al-Aqsa Harus Didasari Keilmuan
Dubes Djumala menyatakan kesiapan Pemerintah Indonesia untuk melibatkan peran sektor industri nasional dalam implementasi kerjasama itu, termasuk dalam tahap pengembangan dan transfer teknologi.
Pelibatan itu akan menjamin teknologi yang dikembangkan akan sesuai dengan kebutuhan sektor industri nasional, serta menjamin pemanfaatannya secara berkelanjutan.
Sementara Dirjen IAEA dalam pertemuan tersebut menyampaikan apresiasi atas peran aktif yang diambil Indonesia dibawah kepemimpinan Dubes Djumala sejak tahap perencanaan proyek NUTEC Plastics.
Indonesia dinilai telah memberikan masukan penting kepada IAEA, khususnya mengenai tantangan utama penanganan limbah plastik di kawasan yang dapat memberikan solusi bagi pengurangan limbah plastik di daratan.
Baca Juga: Lewat Wakaf & Zakat Run 2024, Masyarakat Diajak Berolahraga Sambil Beramal
Apresiasi juga disampaikan untuk komitmen kuat yang ditunjukkan oleh Indonesia dalam pembahasan teknis program yang ditargetkan mulai diimplementasi penuh pada awal tahun 2022. (R/RE1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Prof Abd Fattah: Pembebasan Al-Aqsa Perlu Langkah Jelas