Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

INDONESIA HARUS OPTIMIS HADAPI “MASYARAKAT EKONOMI ASEAN” 2015

Admin - Kamis, 19 Juni 2014 - 09:39 WIB

Kamis, 19 Juni 2014 - 09:39 WIB

1659 Views ㅤ

MEA, IAEIJakarta, 20 Sya’ban 1435/18 Juni 2014 (MINA) – Wakil ketua DPR RI, Mohammad Sohibul Iman  mengatakan Indonesia harus lebih optimis menghadapi even Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015 mendatang.

“Bangsa Indonesia memiliki kelebihan dari segi sistem perekonomiannya.  Adapuk jika ada kekuarangan, itu hanya bersifat teknis dan bisa segera diatasi,” kata Iman  kepada wartawan Mi’raj Islamic News Agency (MINA) dalam seminar nasional bertema “Tantangan dan Peluang Industri Keuangan dan Perbankan Islam Indonesia,” di Jakarta, Rabu.

“Dengan memperbaiki pola  kerja institusi, maka peluang-peluang yang ada, kita bisa optimalkan sehingga  kita lebih siap menghadapi MEA,” tambahnya.

Menurutnya, selain institusi pola kerja yang harus diperbaiki kita juga perlu SDM (Sumber Daya Manusia) yang memadai untuk meningkatkan inovasi produk, mengedukasi masyarakat, dan perlu adanya kodifikasi produk-produk.

Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi 

“Ini adalah tanggung jawab kita bersama sebagai rakyat Indonesia, gerakan ini harus didukung dan saling kerjasama dengan semua pihak, mulai dari pemerintah, praktisi keuangan, sampai masyarakat juga harus ikut berperan bersama-sama meningkatkan kualitas perekonomian Indonesia,” tegasnya.

Sementara itu, Direktur Industri Keuangan Non Bank Syariah, Mochamad Muchlasin mengatakan peluang bagi Indonesia adalah penyedia tenaga kerja paling besar di negara-negara Asean dengan mengembangkan UKM-UKM (Usaha Kecil Menengah) yang bisa diekspor ke luar negeri.

“Menghadapi MEA 2015, OJK (Otoritas Jasa Keuangan) akan menerapkan kebijakan dan regulasi yang mendukung industri keuangan syariah Indonesia, seperti melalui kebijakan tata kelola yang baik” ungkapnya.

Yuslam Fauzi, wakil Ketua IAEI (Ikatan Ahli Ekonomi Islam) menjelaskan 48 persen ekonomi syariah Indonesia mewakili ekonomi syariah Asean.

Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah

“Perbankan syariah harus menjadi perhatian kita bersama dan menjadi lokomotif dan pendukung bagi pergerakan industri perekonomian lainnya. Namun, ironisnya,  minat masyarakat Indonesia terhadap perbankan syariah masih rendah” jelasnya.

Dwi Irianti Hidningdyah, Direktorat Jendral Pengelolaan Utang Kementrian Keuangan RI menambahkan prospek sukuk dalam industri riil dapat membantu pemerintah untuk membiayai proyek-proyek  industri Indonesia. (L/P010/P04)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon

Rekomendasi untuk Anda

test
Ekonomi
Ekonomi
Konferensi Pers usai Liqo Muharram Muballighah yang digelar MHTI Lampung, Ahad, (23/11) Photo By : Hadis MINA
Indonesia
Ekonomi
Kolom
Kolom
Khadijah