Tehran, MINA –Pertemuan Kelima Komite Kelompok Kerja Bersama Bidang Iptek (The 5th Joint Working Committee on Science and Technology) Indonesia dan Iran telah dilaksanakan pada 9-11/10 lalu di Tehran, Iran.
Kedua negara melakukan kerjasama bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (Nota Kesepahaman) antar dua Negara per tahun 2006, dan membentuk Komite Iptek Bersama sejak 2008.
Menurut keterangan pers yang diterima MINA, dalam pertemuan Tehran, delegasi Indonesia dipimpin Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir, sedangkan pihak Iran oleh acting Menteri Zia Hashemi, Kementerian Ilmu Pengetahuan, Riset dan Teknologi Iran (The Ministry of Science, Research and Technology – MSRT).
Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru
Dalam pembukaan, kedua Menteri saling memberikan apresiasi atas keberlangsungan kerja sama bilateral bidang Iptek, yang mencakup kerja sama kesehatan dan obat-obatan (termasuk stem cell atau sel punca), teknologi material maju (termasuk nanoteknologi), bioteknologi, teknologi kebumian, pengembangan Science Technology Park (STP).
Selanjutnya, di samping kegiatan-kegiatan bersama melalui penyelenggaraan seminar, workshop, focus group discussion, dan konferensi, kedua Menteri mengingatkan akan pentingnya mengembangkan suatu kerja sama riset yang konkret yang nantinya diharapkan dapat menghasilkan ‘produk inovasi’ yang merupakan perpaduan teknologi Iran dan Indonesia di masa yang akan datang, dalam bidang-bidang yang telah dan akan disepakati bersama.
Dalam bidang kerja sama pendidikan tinggi, Menteri Nasir mengungkapkan keinginannya untuk meningkatkan kerja sama mobility program atau program pertukaran mahasiswa, dosen, tenaga pendidik, Visiting Professors antar dua Negara.
Sementara itu pertemuan bilateral Komite Kelompok Kerja ke-5 dipimpin oleh Salar Amoli, acting Menteri Kerja sama Internasional, dari Kementerian Ilmu Pengetahuan, Riset dan Teknologi (MSRT) Iran dan Nada DS Marsudi, Kepala Biro Kerja sama dan Kompublik (KSKP).
Baca Juga: Delegasi Indonesia Raih Peringkat III MTQ Internasional di Malaysia
Pertemuan menghasilkan beberapa rencana kegiatan yaitu pembentukan Indonesia Iran University Networking, pelaksanaan Indonesia Iranian Joint Symposium, back to back dengan Pertemuan ke-6 Komite Kelompok Kerja Iptek Indonesia – Iran di Indonesia pada semester-1 Tahun 2019.
Implementasi Mobility Program, antara lain partisipasi para peneliti dan stakeholder Indonesia pada forum International Seminar dan atau Symposium on Nanotechnology di Iran, Februari dan Maret 2018.
Pada hari kedua berada di Iran, 10 Oktober 2017, Menristekdikti Mohamad Nasir juga mengadakan kunjungan kerja ke Islamic World Science Citation Center (ISC) di Shiraz, Iran pada, serta bertemu dengan President ISC, Prof. Muhammad Jayad Dehghani. ISC – Iran dan Kemristekdikti – Indonesia akan memfinalisasi perjanjian kerja sama antar kedua Institusi dalam bidang publikasi saintifik dan riset.
Dalam pertemuan di ISC, dipaparkan juga mengenai ‘The State of the Art of Scientific Production in the World, the Organization of Islamic Cooperation (OIC), and Indonesia’, (ISC article, 10 Oktober 2017).
Baca Juga: Matahari Tepat di Katulistiwa 22 September
Data menunjukkan, dalam periode 2000–2016 laju pertumbuhan jumlah publikasi ilmiah dunia dalam bidang ilmu pertanian meningkat sampai 99%, sementara rata-rata pertumbuhan publikasi OIC dan Indonesia mencapai 450% dan 903%, masing-masing.
Dalam bidang rekayasa dan teknologi, kemajuan laju pertumbuhan jumlah publikasi dunia mencapai 272%, sementara untuk negara anggota OIC mencapai 1.090%, sedangkan pertumbuhan publikasi di Indonesia adalah 4.402 persen.
Dalam bidang publikasi kemanusiaan, laju pertumbuhan jumlah publikasi tingkat dunia adalah 97%, tetapi laju pertumbuhan jumlah publikasi di Negara OIC adalah 1.088%, sedangkan untuk Indonesia 3167%. Dalam bidang kesehatan dan obat-obatan, laju pertumbuhan publikasi ilmiah dunia adalah 97%, OIC Countries 543%, sedangkan Indonesia mencapai 1.156%.
Dalam bidang ilmu dasar, laju pertumbuhan jumlah publikasi dunia mencapai 90%, OIC Countries 976%, sedangkan Indonesia 2.547 %. Dalam bidang ilmu sosial, laju pertumbuhan jumlah publikasi di dunia adalah sebesar 101%, di kalangan OIC Countries 976%, sedangkan Indonesia mencapai 2.547%.
Baca Juga: Roma Sitio Raih Gelar Doktor dari Riset Jeruk Nipis
Total rata-rata dari laju pertumbuhan jumlah publikasi pada ke enam bidang tersebut, untuk laju publikasi dunia mencapai 105%, laju publikasi OIC Countries 666%, sedangkan laju publikasi Indonesia mencapai 1.567%.
Dalam kurun waktu 9-11 Oktober 2017, juga dilaksanakan pertemuan dengan masyarakat Indonesia di Wisma Indonesia, kunjungan kerja ke Shiraz University, Sharif University, the Iranian Nanotechnology Initiative Council (INIC), University Tehran Science, Technology Park (USTSP).
Adapun pendamping Menristekdikti Mohamad Nasir adalah Duta Besar Octavino Alimudin, Dubes LBBP RI untuk Iran, Nada Marsudi, Kepala Biro Kerjasama dan Kompublik, Kemenristekdikti Kadarsah Suryadi, Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB) Yusril Yusuf, Kepala Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu, Universitas Gadjah Mada (UGM) Bahris Paseng, Asisten Deputi Menteri untuk kerjasama Eropa, Afrika, dan Timur Tengah, Kementerian Perekonomian, Annisa Pranowo, Kasubid Kerja sama Luar Negeri,Tety Mudrika Hayati Pensosbud, Deddy Eka Januardi, Yanti, dan Adella Virosa – KBRI Tehran. (R/R09/P1)
Mi’raj Mews Agency (MINA)
Baca Juga: Universitas Lampung Sepakati MoU dengan Chosun University of Korea