Jakarta, MINA – Ketua Grup Kerja Sama Bilateral (GKSB) DPR RI-Iran Nihayatul Wafiroh menerima kunjungan Duta Besar Iran untuk Indonesia Mohammad Azad. Dalam pertemuan bilateral ini, kedua belah pihak saling berbagi informasi dan memperkuat hubungan ekonomi, lebih khusus di bidang teknologi serta kesehatan.
Menurut Nihayatul, Iran merupakan negara yang mandiri, mampu memenuhi segala macam kebutuhan dalam negerinya.
“Jadi, selama ini hubungan kita dengan Iran mulai dari soal ekonomi dan juga teknologi kesehatan juga sudah terbangun,” ujar Nihayatul di Ruang Tamu Dubes, Gedung Nusantara III, Senayan, Jakarta, Senin (15/8).
Bahkan Iran bersama dengan Pertamina sudah menjalin hubungan secara ekonomi, dan pada tahun 2021 hubungan ekonomi Indonesia-Iran naik cukup signifikan.
Baca Juga: Kelelahan Meningkat, Banyak Tentara Israel Enggan Bertugas
“Kita berharap sebenarnya dengan kunjungan ini kita bisa menindaklanjuti banyak hal termasuk soal kesehatan dan teknologi,” katanya.
Menurut Nihayatul, Iran merupakan negara menarik, di tengah embargo yang luar biasa Iran bisa survive. Iran punya spirit perjuangan dalam kondisi yang tertekan, tidak menjadikan Iran lemah tetapi menjadi kreatif dan mandiri.
Meskipun Iran tidak bisa mengambil barang-barang dari luar negeri namun kondisi tersebut bisa memicu Iran untuk kreatif, sehingga memunculkan sendiri obat-obatan dari hasil penelitian dan teknologinya juga luar biasa.
“Mereka 90 persen itu beberapa bulan yang lalu mungkin saat ini sudah 100 persen vaksin Covid. Karena mereka punya vaksin yang diproduksi mereka sendiri. Nah, itu yang harus kita pelajari juga bagaimana kemandirian mereka secara kesehatan,” ujar Wakil Ketua Komisi IX DPR RI itu. (R/RE1/B04)
Baca Juga: Bahas Krisis Regional, Iran Agendakan Pembicaraan dengan Prancis, Jerman, Inggris
Mi’raj News Agency (MINA)