Indonesia Kecam Penggalian Terowongan Israel di Al-Quds

Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) RI, Abdurrahman Mohammad Fachir dalam pertemuan Rapat Terbuka Luar Biasa dari Komite Eksekutif Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Tingkat Menteri Luar Negeri di Jeddah, Arab Saudi (foto: dok/Kemlu RI)

Jeddah, MINA – Indonesia turut mengecam tindakan Israel yang menggali dan membuat terowongan bawah tanah di kawasan Silwan menuju Kota Al-Quds (Yerusalem Timur) milik Palestina yang diduduki.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) RI Abdurrahman Mohammad Fachir dalam pertemuan Rapat Terbuka Luar Biasa dari Komite Eksekutif Organisasi Kerja Sama Islam () di Tingkat Menteri Luar Negeri di Jeddah, Arab Saudi pada Rabu (17/7).

“Indonesia mengutuk keras tindakan Israel yang merusak harapan terbentuknya solusi dua negara”, kata Wamenlu dalam siaran persnya pada Jumat (19/7).

Pertemuan tersebut diselenggarakan atas permintaan Palestina menanggapi pelanggaran Israel di Al-Quds Al-Sharif, terkait kegiatan penggalian dan pembuatan terowongan bawah tanah di kawasan Silwan menuju Yerusalem Timur sebagai bagian dari proyek konstruksi City of David.

Lebih lanjut, pada pertemuan yang diselenggarakan di Markas Besar OKI di Jeddah ini, Wamenlu Fachir menyampaikan pentingnya negara OKI untuk mempertahankan status kota Yerusalem sesuai dengan hukum internasional, termasuk UNESCO.

“Sebagai anggota Dewan Eksekutif UNESCO saat ini, Indonesia mendorong seluruh negara anggota OKI untuk mempertahankan dan melindungi status Kota Yerusalem yang masuk dalam Daftar Warisan Dunia UNESCO,” jelasnya.

Terkait peran Indonesia dalam Organisasi PBB yang berfokus pada isu pendidikan dan kebudayaan tersebut. Indonesia juga mengajak negara-negara anggota OKI yang menjabat sebagai anggota Dewan Eksekutif UNESCO untuk mendesak Israel mengakhiri seluruh tindakannya yang melanggar hukum internasional.

Selain mendorong Israel menghentikan tindakan pelanggarannya, Indonesia juga mendorong pendekatan second track kepada komunitas moderat di Israel.

“Kita harus melibatkan seluruh lapisan masyarakat yang berpandangan sama, baik itu dari komunitas Muslim moderat, Kristen, maupun Yahudi,” ajak Wamenlu Fachir.

Upaya mendesak Israel harus dilakukan secara konsisten, terutama melalui kegiatan yang berdampak langsung secara ekonomi.

Wamenlu tegaskan pentingnya OKI melakukan boikot atas produk-produk Israel yang diproduksi di wilayah pendudukan.

“Indonesia serukan Sekretariat OKI dan Islamic Office for the Boycott of Israel (IBO) untuk segera menyusun daftar produk Israel yang di produksi pemukiman ilegal dengan bantuan konsultan profesional sebagai dasar kebijakan negara anggota untuk melaksanakan kebijakan boikot,” tegasnya.

Pertemuan tersebut menghasilkan pernyataan bersama negara anggota OKI terkait dukungan terhadap perjuangan Palestina yang sejalan dengan resolusi-resolusi terkait Palestina yang telah disepakati.

Selain Indonesia, pertemuan juga dihadiri oleh sejumlah Menteri dan Pejabat Tinggi negara anggota OKI, antara lain dari Palestina, Arab Saudi, Turki, Yordania, Kuwait, Persatuan Emirat Arab, Bangladesh, Maladewa, dan Qatar. (T/Sj/RI-1)

Mi’raj News Agency (MINA)