Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Indonesia Science Expo 2017 Ajang Pemanfaatan Ilmu Pengetahuan

Risma Tri Utami - Selasa, 24 Oktober 2017 - 19:22 WIB

Selasa, 24 Oktober 2017 - 19:22 WIB

290 Views ㅤ

(Foto: LIPI)

(Foto: LIPI)

Jakarta, MINA – Indonesia Science Expo (ISE) 2017 adalah pameran sains terbesar di Indonesia yang resmi dibuka oleh Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Puan Maharani pada 23 Oktober 2017 di Balai Kartini, Jakarta.

“Pameran yang berlangsung selama empat hari hingga 26 Oktober ini diharapkan dapat menjadi ajang optimalisasi pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) di Indonesia,” kata Menko PMK, Puan Maharani dalam laman LIPI yang dikutip MINA.

Saat ini, tambahnya, pembangunan infrastruktur akan lebih baik apabila didukung riset inovatif. “Bisa dibayangkan riset yang inovatif dan kreatif bisa dilakukan apabila ada wadah yang tepat untuk menyetimulasinya sehingga Iptek kita bisa maju,” ujarnya.

Menurutnya, ajang ISE bisa menjadi wadah untuk pemanfaatan Iptek ini. ISE mampu menghadirkan berbagai kalangan mulai dari industri, ilmuwan, swasta, pemerintah hingga pemangku kepentingan lainnya untuk bertemu dan bersinergi dalam pembangunan nasional.

Baca Juga: Tumbangnya Rezim Asaad, Afta: Rakyat Ingin Perubahan

Di sisi lain, Puan menyoroti pemanfaatan Iptek saat ini masih belum optimal mendukung sektor ekonomi seperti pertambangan, pertanian, perkebunan, dan sektor lainnya. Padahal, apabila Iptek berhasil menopang sektor ekonomi dengan riset yang kreatif dan inovatif, maka bisa berkontribusi lebih pada perekonomian nasional.

Mengapa pemanfaatan Iptek belum optimal? Puan melihat karena masalahnya terletak dari alokasi anggaran yang masih minim. “Saat ini, kami sedang mengupayakan agar riset terkoordinasi sehingga arah penelitian bisa berkontribusi optimal untuk bangsa,” terangnya.

Kendati pemanfaatan Iptek dan riset belum optimal, Puan pun melihat capaian Iptek negeri ini juga patut diapresiasi. Lihat saja, dirinya mengapresiasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) sebagai lembaga riset yang menghasilkan paten tertinggi di Indonesia yakni 513.

“Dengan jumlah paten yang tinggi kita harus mulai memikirkan apakah paten tersebut hanya dimiliki kita atau boleh dijual dan dimanfaatkan pihak lain,” ujarnya.

Baca Juga: Resmikan Terowongan Silaturahim, Prabowo: Simbol Kerukunan Antarumat Beragama

Puan berharap, LIPI dapat menguatkan karakter Iptek pada pembangunan nasional. “Salah satu kunci keberhasilan Iptek adalah adanya sinergitas antara kementerian, lembaga, dan perguruan tinggi dengan pihak industri dan swasta selaku pengguna hasil riset. Hal ini penting agar proses hilirisasi hasil riset dapat optimal,” pungkasnya.

Turut mendampingi Menko PMK antara lain Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), dan Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Teknik LIPI. (R/R09/RS3)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Konflik Suriah, Presidium AWG: Jangan Buru-Buru Berpihak  

Rekomendasi untuk Anda

Halal
Pendidikan dan IPTEK
Indonesia
Indonesia
Halal
Pendidikan dan IPTEK