New Delhi, MINA – Industri pariwisata India mengalami penurunan yang signifikan akibat gelombang protes anti-pemerintah di seluruh bagian negara itu terhadap undang-undang kewarganegaraan yang baru saja disahkan.
Setidaknya, tujuh negara mengeluarkan travel warning atau peringatan perjalanan kepada warganya.
Amerika Serikat, Inggris, Rusia, Israel, Singapura, Kanada, dan Taiwan telah mengeluarkan travel warning yang meminta warganya untuk tidak atau berhati-hati ketika mengunjungi daerah-daerah yang dilanda protes di India, demikian dikutip dari Al-Jazeera, Ahad (29/12).
Paling tidak 25 orang meninggal dalam bentrokan antara polisi dan pengunjuk rasa yang menentang Undang-Undang Amendemen Kewarganegaraan (CAA), yang oleh para kritikus dianggap anti-Muslim.
Baca Juga: Kota New Delhi Diselimuti Asap Beracun, Sekolah Diliburkan
Para pejabat memperkirakan, dalam dua pekan terakhir, sekitar 200 ribu wisatawan domestik dan internasional membatalkan atau menunda perjalanan mereka ke Taj Mahal, salah satu tempat wisata paling populer di dunia.
“Telah ada penurunan 60 persen dalam langkah pengunjung pada Desember tahun ini (dibandingkan tahun lalu,” kata Dinesh Kumar, seorang inspektur polisi yang mengawasi kantor polisi wisata khusus dekat Taj Mahal.
“Kami menjamin perlindungan bagi mereka (turis), tetapi banyak yang masih memutuskan untuk menjauh,” kata Kumar.
Dalam upaya untuk menekan kekerasan dan kerusuhan, pihak berwenang juga telah memutuskan layanan internet seluler.
Baca Juga: Ratusan Ribu Orang Mengungsi saat Topan Super Man-yi Menuju Filipina
“Pemblokiran internet telah mempengaruhi perjalanan dan pariwisata di Agra sekitar 50 hingga 60 persen,” kata Sandeep Arora, Presiden Yayasan Pengembangan Pariwisata Agra yang mengelola lebih dari 250 operator wisata, hotel, dan pemandu.
Jayanta Malla Baruah, kepala Assam Tourism Development Corporation, mengatakan negara bagian Assam, tempat konsentrasi terbesar Badak Bercula Satu di dunia, dikunjungi rata-rata oleh 500.000 wisatawan selama Desember.
“Tapi kali ini, karena protes yang sedang berlangsung dan travel warning dari berbagai negara, jumlahnya turun hingga 90 persen, jika tidak lebih,” katanya. (T/Sj/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Filipina Kembali Dihantam Badai