Jakarta, 17 Dzulhijjah 1435/11 Oktober 2014 (MINA) – Deny Hendrawati, SH, Direktur Utama PT Bank Panin Syariah Tbk,mengatakan, Peran serta industri perbankan syariah dalam menyongsong Era Masyarakat Ekonomi Asean selayaknya dimulai dengan mencermati daya saing perbankan syariah di Indonesia dalam lingkup Asean.
“Di sisi lain bank syariah di Indonesia memiliki serangkaian kelemahan yang harus diperbaiki di antaranya rendahnya jaringan dan pemanfaatan teknologi, kurangnya ketersediaan sumber daya manusia, terbatasnya variasi produk yang belum dipasarkan secara optimal, serta kurangnya dukungan dan koordinasi pemerintah” katanya pada acara seminar nasional ekonomi dengan tema “Penyiapan SDM Berbasis Kompetensi Syariah Dalam Pengembangan Perbankan Syariah Era MEA 2015” di Universitas Prof. DR. Moestopo (Beragama), Sabtu .
Ia juga menjelaskan, masih ada beberapa tantangan global yang dihadapi Indonesia yaitu terjadinya normalisasi kebijakan AS yang berimplikasi kepada peningkatan suku bunga yang saat ini berada 0,25 persen dan berimbas terhadap meningkatnya Indonesia kembali ke AS, perkiraan harga komoditas global pada 2015 akan relative stagnan dan berdampak pada ekspor Indonesia 60 persen berbentuk komoditas, dan lambatnya pemulihan ekonomi di Tiongkok.
Adapun tantangan besar dalam negeri, yaitu dengan defisit neraca transaksi berjalan sehingga akan menahan laju pertumbuhan ekonomi dan menekan nilai tukar rupiah, lemahnya daya saing Indonesia, khususnya karena sisi suplai Indonesia yang relative lemah dibanding dengan negara lain, ketatnya likuiditas domestik, dan meningkatnya intensitas ketegangan politik antara koalisi pemenang pemilu dan koalisi partai yang kalah dapat memperlambat memperlambat proses pengambilan keputusan” tambahnya.
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
Ia mengatakan, namun, terlepas dari tantangan tersebut Indonesia masih memiliki prospek ekonomi cerah dengan potensi yang dimiliki Indonesia yaitu jumlah penduduk yang besar, penduduk usia kerja meningkat, pertumbuhan kelompok masyarakat berpendapatan menengah yang pesat dan pasar domestik yang kuat, ditambah dengan kekayaan alam yang berlimpah merupakan modal dasar ekonomi yang kuat.
Ia juga menekankan, Perbankan syariah di Indonesia harus fokus kepada optimalisasi kekuatan dan perbaikan pada kelemahan yang bersifat strategis.
“Terdapat empat hal yang harus dibenahi bank syariah, dengan meningkatkan variasi produk yang unik, perluasan jaringan layanan yang terjangkau, peningkatan ketersediaan sumber daya manusia, baik dari segi kualitas maupun kuantitas dan dukungan dari pemerintah” ujarnya.
Dery mengatakan, pentingnya peningkatan kompetensi SDM menjadi satu-satunya solusi untuk menjadikan tenaga kerja Indonesia menjadi tuan rumah di negeri sendiri.
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah
“Maka dengan ini untuk menghadapi MEA 2015 perlunya dukungan pemerintah untuk memperkuat industri perbankan syariah sehingga mampu memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap perkembangan ekonomi nasional” ujarnya.
Ia menghimbau, agar pemerintah terus mendukung dan mendorong secara riil dapat diterapkan dengan harmonisasi program antar lembagapemerintah untuk pengembangan perbankan syariah, sinkronisasi peraturan dan mekanisme teknis tentang penggunaan produk perbankan syariah. (L/P005/R11)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon