
Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson bertemu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada hari Rabu, 8 Maret 2017 di Yerusalem. (Foto: Kobi Gideon/GPO)
Ramallah, 10 Jumadil Akhir 1438/9 Maret 2017 (MINA) – Dalam kunjungannya ke Israel dan wilayah Palestina yang diduduki, Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson menegaskan dukungan negaranya kepada otoritas Yahudi itu, tapi ia juga mengkritik pembangunan permukiman ilegal di Tepi Barat.
Pernyataan Johnson disampaikan dalam sebuah wawancara dengan sebuah surat kabar Israel The Jerusalem Post yang diterbitkan Kamis (9/3), demikian The New Arab memberitakannya yang dikutip MINA.
Sebelumnya pada hari Rabu di Ramallah, Johnson menekankan kepada pemerintah Palestina bahwa kebijakan pemerintahan Inggris “benar-benar tidak berubah” dan mereka tetap berkomitmen untuk mendukung solusi dua negara.
Baca Juga: Laporan: Hamas Kembalikan Jenazah Sandera Israel Shiri Bibas ke Palang Merah
Solusi dua negara yang berarti pembentukan negara Palestina yang damai berdampingan dengan Israel adalah tujuan kebijakan utama dari masyarakat internasional.
Namun, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump selaku sekutu kuat Israel telah melemparkan ketidakpastian atas komitmen negaranya dengan ide solusi satu negara.
Hal itu Trump sampaikan ketika ia bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Gedung Putih pada bulan Februari lalu.
Prospek solusi satu negata membuat pemerintah Palestina khawatir, karena kemungkinan besar Israel tidak akan memberikan hak yang sama antara orang Yahudi dan Arab.
Baca Juga: Netanyahu Bersumpah Balas Gaza Usai Jenazah Tawanan Israel Dikembalikan
Masyarakat internasional menganggap, melanjutkan pertumbuhan permukiman ilegal di Tepi Barat yang diduduki adalah suatu hambatan yang besar untuk perdamaian. (T/RI-1/R01)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Ancam Hamas, Klaim Jenazah Shiri Bibas Tidak Dipulangkan