Al-Quds, MINA – Dokter dan insinyur Palestina mengklaim telah mengembangkan sebuah aplikasi telepon pintar yang memungkinkan wanita dapat mendeteksi tanda-tanda awal kanker payudara dengan hanya memotret sebuah gambar di gawai mereka.
Universitas Al-Quds di Kota Al-Quds (Yerusalem) mengeluarkan sebuah pernyataan yang mengatakan bahwa Dr. Zaidoun Salah dan insinyur Yazid Al-Badarin menemukan aplikasi itu, yang masih dalam fase perkembangannya.
Universitas tersebut memuji aplikasi tersebut sebagai “penemuan revolusioner yang akan bermanfaat bagi perempuan di seluruh dunia,” demikian laporan Ma’an News yang dikutip MINA, Jumat (27/10).
“Tidak seperti mammogram yang hanya bisa dilakukan setiap dua tahun sekali, Applikasi yang dipatenkan ini memungkinkan wanita melakukannya tanpa efek samping yang berbahaya. Aplikasi ini dan mammogram saling melengkapi satu sama lain,” kata pernyataan tersebut.
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
“Kami telah bereksperimen pada tikus dan hasilnya menunujukkan keberhasilan yang luar biasa. Ini mendorong percobaan pada wanita di pusat medis Bethlehem,” kata Salah.
Ia menambahkan, aplikasi tersebut akan memungkinkan untuk digunakan berdasarkan hasil eksperimen itu.
Para kaum hawa dapat menggunakan aplikasi ini untuk segera menganalisis tubuhnya dan mengungkapkan gejala awal dengan mengambil foto dari gawai mereka. Setelah itu, dia bisa berkonsultasi dengan dokter spesialis, yang akan melakukan tes lebih lanjut untuk mengetahui apakah tumor itu jinak atau tidak.
Universitas Al-Quds menegaskan “perang” melawan kanker payudara, karena penyakit ini telah menjadi penyebab utama kematian di Palestina.
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon
Tahun ini saja, pernyataan tersebut menyoroti laporan Kementerian Kesehatan Palestina mencatat bahwa untuk setiap 100.000 orang yang tinggal di Tepi Barat yang diduduki, 83,8 persen kasus adalah pasien kanker – 52,5 persen wanita dan 47,5 persen laki-laki.
“Penemuan brilian ini belum sistematis namun muncul sebagai bagian dari upaya tanpa henti untuk berkontribusi pada perawatan masalah kesehatan terpenting secara nasional dan internasional,” kata presiden universitas tersebut. (T/R01/RS1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka