Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

INTIFADHAH AL QUDS VS OPERATION PROTECTIVE EDGE

Nur Hadis - Selasa, 8 Juli 2014 - 23:01 WIB

Selasa, 8 Juli 2014 - 23:01 WIB

2948 Views

serangan udara militer Zionis Israel menargetkan wilayah Gaza. (Foto: Gaza Now)
Intifadhah Al-Quds Vs <a href=

Operation Protective Edge (Ilustrasi : MINA)" width="300" height="186" /> Intifadhah Al-Quds Vs Operation Protective Edge (Ilustrasi : MINA)

Oleh Nur Ikhwan Abadi, Wartawan MINA di Gaza Palestina

Hamas mengumumkan bahwa perang kali ini bersandi Intifadhah Al Quds, sedangkan Israel memberikan sandi Operation Protective Edge. Nama perang di Gaza dari setiap waktu memang berbeda-beda. Pada saat perang pertama di akhir tahun 2008 hingga awal tahun 2009 sandi perang dinamakan “Harb Al Furqan” atau Perang Furqon. Sementara Israel memberikan sandi “Cast Lead”.

Pada agresi Israel kali ini, gugur 1500 warga Gaza, ratusan di antaranya anak-anak dan wanita. Sementara 5000 orang lainnya luka-luka. Israel mengerahkan segenap kemampuannya untuk menghancurkan perlawanan para pejuang di Gaza, mereka merangsek masuk hingga hampir ke jantung Kota Gaza, namun usaha mereka terhenti karena perlawanan para pejuang sangat sengit.

Perang berlangsung selama 22 hari, dimulai dari 28 Desember 2008 hingga 18 Januari 2009. Israel merasa akan mampu menaklukkan Gaza setelah blokade yang begitu ketat sejak 2007. Namun dugaan mereka salah, perang darat seolah menjadi kuburan tentara Israel, dimana mereka lebih senang berada didalam tank-tank canggih mercava ketika perang darat terjadi. Bahkan, para pejuang Gaza mengatakan tentara Israel menggunakan “pampers” agar ketika akan buang air mereka tidak perlu keluar dari dalam tank.

Baca Juga: Pengungsi Sudan Menemukan Kekayaan Di Tanah Emas Mesir

Tahun 2012, seolah menjadi sebuah percobaan untuk Israel agar mengetahui peningkatan para pejuang di Gaza setalah tiga tahun sebelumnya diserang. Perang kedua ini, Israel memberi sandi “Pillar of Defense” atau tiang pertahanan. Sedangkan Hamas memberikan nama “HIjarah Al Sijjil” atau Batu dari Sijjil.

Perang selama delapan hari itu dimulai tepat pada awal Muharram 1433 Hijriah, ketika wakil komandan tertinggi Brigade Izzudiin Al Qassam, sayap militer Hamas menjadi target pembunuhan Israel di daerah Shijaiya timur Kota Gaza.

Perang kali ini, Israel mendapat banyak kejutan dari pejuang Hamas yang meluncurkan senjata-senjata baru yang tidak mereka duga sebelumnya. Ditambah lagi seluruh gerakan perlawanan di Gaza bersatu-padu melumat dan menghancurkan Israel.

Hamas dengan Al Qassamnya, Jihad Islami, dengan Brigade Al Qudsnya,  Fatah dengan Brigade Al Aqsanya, PFLP dengan Brigade Abu Ali Musthafa, dan kelompok perjuangan lainnya bersatu bersama-sama melawan Israel.

Baca Juga: Terowongan Silaturahim Istiqlal, Simbol Harmoni Indonesia

Israel seolah tidak memprediksi karena perang kali ini senjata-senjata baru seperti rocket Fajar 5, Roket M75, mengobrak-abrik tanah jajahan Israel. Roket-roket itu mampu mencapai Tel Aviv dan Al Quds.

Blokade Berulang

Seperti perang delapan hari beberapa tahun lalu, Israel sangat ketakutan, baru lima hari perang berlangsung, Israel saat itu mengirimkan delegasi ke Kairo untuk meminta Mesir mendesak Hamas menghentikan peperangan.

Presiden Muhammad Mursi saat itu tidak mau menemui para delegasi Israel yang dimediasi oleh Hillary Clinton dari Amerika Serikat (AS) dan hanya mengirimkan utusannya saja. Baru pada hari kedelapan perang dihentikan dan Israel memenuhi tuntutan Hamas, yaitu mengangkat blokade Gaza baik darat, laut dan udara.

Baca Juga: Bukit Grappela Puncak Eksotis di Selatan Aceh

Gaza pun merayakan kemenangan mereka, yang tidak pernah mereka duga sebelumnya. Kemenangan telak, karena dengan perang itulah kemuliaan mereka untuk lepas dari blokade akhirnya terangkat.

Namun sayang, kurang dari satu tahun setelah perang delapan hari itu, Presiden Mursi di gulingkan dan militer Mesir kembali memperketat jalur Gaza. Gaza kembali menerima “hukuman” kolektif yang tidak seharusnya mereka terima. Selama setahun lebih blokade seperti blokade-blokade pertama terjadi kembali, terowongan dihancurkan, perlintasan Rafah tidak menentu kapan dibuka dan kapan ditutup.

Melihat situasi Gaza yang terblokade ini, nafsu bejat Israel untuk menyerang Gaza kembali berkobar. Akhirnya pada Juli 2014 ini Israel meluncurkan serangan ke Gaza dengan sandi “Operation Protective Edge”, Sedangkan Hamas sendiri menamakan gerakan ini “Intifadhah Al Quds”.

Perlu diketahui, pasukan Israel dilengkapi dengan 176.000 tentara aktif dan 408.000 tentara cadangan, yang dilengkapi dengan 2800 unit tank, 875 jet tempur, dan Iron Dome penangkal serangan. Sementara itu, Hamas yang hanya mengandalkan roket M75 dan Fajar 5, dimana roket terakhir itu mampu mencapai Tel Aviv dan memporak-porandakan Israel.

Baca Juga: Masjid Harun Keuchik Leumik: Permata Spiritual di Banda Aceh

Melihat fakta dari beberapa perang yang pernah terjadi, bagaimana Israel akhirnya terdesak dan terpaksa untuk melakukan gencatan senjata dengan para pejuang Gaza, nampaknya bukan tidak mungkin ini akan terulang.

Sebagaimana diberitakan Miraj Islamic News Agency (MINA) sebelumnya http://mirajnews.com/id/palestina/roket-alqassam-bawa-pesan-ke-jantung-israel dimana juru bicara Brigade Izzuddin Al-Qassam, sayap militer gerakan perlawanan Hamas, Abu Ubaida dalam pernyataannya melalui jejaring sosial “Twitter” selasa (8/7) dini hari waktu Gaza menyatakan Roket Al-Qassam adalah ‘pembawa pesan’ ke jantung musuh (Israel-red). Roket itu merupakan ancaman tersendiri bagi Israel jika berani memulai serangan kembali terhadap Gaza.

Sajauh ini Al-Qassam telah menembakkan 35 roket ke arah Netivot dan Ofakim, Ashdood, Ashkelon dalam menanggapi berbagai serangan Israel. Sirine tanda bahaya meraung-raung di semua pemukiman dan kota-kota bagian selatan tanah jajahan Israel.

Media Israel mengabarkan sejauh ini sepuluh warga Israel terluka akibat roket Al-Qassam, selain kerusakan material yang disebabkan oleh pemboman itu.

Baca Juga: Temukan Keindahan Tersembunyi di Nagan Raya: Sungai Alue Gantung

Memang tidak sebanding dengan korban dari pihak pejuang Hamas dan warga di Gaza yang tercatat 11 orang Syahid, dan puluhan lainnya luka-luka.

Bahkan kabar terkini, Israel melancarkan serangan menggunakan pesawat tempur F-16 buatan AS ke rumah warga bernama Muhammad Al-Obadalah di daerah Al-Qararah, sebelah timur Khan Younis selatan jalur Gaza, sejak pukul 01.52 pagi waktu setempat. Serangan itu mengakibatkan 9 korban luka-lukan dan listrik padam seketika.

Selasa, (8/7) siang waktu Gaza, Al-Qassam mengumumkan secara resmi sedang menargetkan pesawat Apache milik Israel di Selatan Gaza.

Siapa yang akan menang? Kita berharap, Allah membalas kezaliman Zionis Yahudi Israel dengan balasan yang setimpal. Yang jelas kebatilan pasti akan hilang, cepat atau lambat. Mari berdoa untuk kemenangan pejuang Gaza dan kehancuran Zionis laknatullah alaih. Let’s pray for Gaza. (L/B01/K01/R2).

Baca Juga: Kisah Perjuangan Relawan Muhammad Abu Murad di Jenin di Tengah Kepungan Pasukan Israel

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Palestina
Palestina
Palestina
Kolom
Palestina
Palestina