Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

IPB Teliti Indikasi Kebakaran Hutan dan Gambut

Risma Tri Utami - Rabu, 13 September 2017 - 18:24 WIB

Rabu, 13 September 2017 - 18:24 WIB

308 Views ㅤ

Ilustrasi

IPB-Bisa-Prediksi-Kapan-Terjadi-Kebakaran-Hutan-Gambut-300x200.jpg" alt="" width="697" height="464" /> Ilustrasi

Bogor, MINA – Empat orang peneliti dari Institut Pertanian Bogor (IPB) melakukan penelitian terkait sequential pattern mining pada data titik panas sebagai indikator kebakaran hutan dan lahan gambut di Kalimantan.

Mereka adalah Lailan Syaufina (Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan), Imas Sukaesih Sitanggang, Rina Trismingsih, dan Husnul Khotimah (Departemen Ilmu Komputer, FMIPA) IPB.

Imas mengatakan, titik panas merupakan salah satu indikator kejadian kebakaran hutan dan lahan di Indonesia. Tidak semua titik panas merupakan indikator kuat terjadinya kebakaran hutan dan lahan. Kejadian titik panas berturut-turut sedikitnya dalam tiga hari pada suatu lokasi dapat menjadi indikator kuat terjadinya kebakaran hutan dan lahan, khususnya di lahan gambut. Pendekatan spatio-temporal data mining dapat digunakan untuk mendapat pola sekuens titik panas dimaksud.

“Penelitian ini berhasil mendapatkan pola sekuens kemunculan titik panas di lahan gambut di pulau Kalimantan menggunakan pendekatan sequential pattern mining dengan menerapkan algoritme SPADE (Sequential Pattern Discovery using Equivalence classes),” ujar Imas dalam laman Kemenristekdikti yang dikutip MINA, Rabu (13/9).

Baca Juga: Wamenag Sampaikan Komitmen Tingkatkan Kesejahteraan Guru dan Perbaiki Infrastruktur Pendidikan 

Pola sekuens titik panas yang dihasilkan pada nilai support minimum 0.1% yaitu 175 sekuens di Kalimantan tahun 2014 dan 295 sekuens di Kalimantan tahun 2015. Sekuens titik panas kemudian digabung dengan data cuaca untuk mendapatkan pola asosiasi antara kemunculan sekuens titik panas dengan data cuaca dengan pendekatan association rule mining.

Pola sekuens kemunculan titik panas di Kalimantan tahun 2014 terjadi dalam kondisi cuaca dengan kelembapan rata-rata antara 77.7-82.5%, suhu rata-rata antara 27.00-27.69°C, dan curah hujan 0. Sedangkan pada tahun 2015 pola tersebut terjadi dalam kondisi cuaca dengan kelembapan rata-rata antara 65.8-72.1% dan 78.6-84.9%, suhu rata-rata antara 27.38-29.32°C, dan curah hujan antara 0.0-0.9 mm.

“Hasil penelitian ini memiliki arti penting dalam pencegahan kebakaran lahan gambut untuk meminimalkan kejadian kebakaran dan dampaknya di masa depan,” tutup Imas. (R/R09/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Hari Guru, Kemenag Upayakan Sertifikasi Guru Tuntas dalam Dua Tahun

Rekomendasi untuk Anda

Palestina
Internasional
Indonesia
Indonesia