Teheran, MINA – Iran pada Sabtu (30/1) menolak usulan Presiden Prancis Emmanuel Macron tentang perlunya kesepakatan nuklir baru dengan Teheran.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh mengatakan, kesepakatan nuklir yang juga dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Bersama, adalah “perjanjian internasional multilateral yang telah disahkan dan distabilkan oleh Resolusi Dewan Keamanan (PBB) 2231. Itu sama sekali tidak bisa ditawar, dan pihak yang terlibat juga pasti dan tidak bisa diubah,” Anadolu Agency melaporkan.
Dia mendesak Emmanuel Macron untuk menahan diri dari sikap tergesa-gesa dan keliru.
Macron mengatakan pada hari Jumat (29/1), Arab Saudi harus terlibat dalam negosiasi mengenai kesepakatan nuklir.
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu
“Jika para pejabat Prancis khawatir tentang penjualan senjata besar-besaran ke negara-negara Arab Teluk Persia, mereka sebaiknya merevisi kebijakan mereka,” kata Khatibzadeh membalas.
“Senjata Prancis, bersama dengan senjata Barat lainnya, tidak hanya membantai dan membunuh ribuan orang Yaman, tetapi juga alasan utama di balik ketidakstabilan di kawasan Teluk Persia,” kata Khatibzadeh.
“Tanpa menghentikan membanjirnya ekspor senjata dari Prancis, Inggris, AS, dan lainnya, orang tidak dapat mengharapkan stabilitas dan ketenangan di kawasan yang rentan ini,” tambahnya.
Khatibzadeh mencatat, AS menarik diri dari kesepakatan itu dan Eropa gagal mempertahankannya.
Baca Juga: Inggris Hormati Putusan ICC, Belanda Siap Tangkap Netanyahu
Dia mengatakan jika kesepakatan nuklir ingin diselamatkan, AS harus kembali dan mencabut semua sanksi yang telah dijatuhkan pada Teheran selama masa jabatan Presiden AS Donald Trump. (T/R7/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Guido Crosseto: Kami akan Tangkap Netanyahu Jika Berkunjung ke Italia