Dublin, MINA – Badan Manajemen Perbendaharaan Nasional Irlandia (NTMA) mengonfirmasi kalau mereka memutuskan untuk mendivestasi hampir 3 juta euro dari portofolio ekuitas globalnya di Dana Investasi Strategis Irlandia (ISIF).
“NTMA mengkonfirmasi, mereka telah mengambil keputusan untuk menarik sekitar 3 miliar euro (3,8 miliar dolar AS atau setara Rp 60 triliun) dari portofolio saham globalnya di ISIF,” menurut kantor berita Inggris PA Media, demikian Anadolu Agency, Ahad (7/4).
Keputusan divestasi tersebut menyangkut kepemilikan saham dengan nilai total 2,95 juta euro di enam perusahaan Israel.
Enam perusahaan Israel tersebut adalah:
Baca Juga: Kelelahan Meningkat, Banyak Tentara Israel Enggan Bertugas
Bank Hapoalim BM
Bank Leumi-le Israel BM
Israel Discount Bank
Mizrahi Tefahot Bank Ltd
First International Bank
Rami Levi CN Stores
Menteri Keuangan Irlandia, Michael McGrath menjelaskan kalau ini adalah ‘keputusan yang tepat”.
Secara logis, Michael McGrath menyebut, divestiasi itu merujuk pada kondisi ekonomi Israel yang tidak lagi menunjukkan profitablitas yang memadai.
“ISIF telah menetapkan bahwa profil risiko dari investasi ini tidak lagi berada dalam parameter investasinya dan bahwa tujuan komersial dari investasi ini dapat dicapai melalui investasi lain,” katanya.
McGrath melanjutkan: “Keputusan tersebut akan dilaksanakan sesegera mungkin dalam beberapa minggu mendatang.”
Baca Juga: Bahas Krisis Regional, Iran Agendakan Pembicaraan dengan Prancis, Jerman, Inggris
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel Lior Haiat mengklaim bahwa komitmen untuk mengakui negara Palestina hanya akan mempersulit pencapaian solusi dan meningkatkan ketidakstabilan regional, Khaberni melaporkan.
Sementara itu, Spanyol mengumumkan pada Jumat pekan lalu kalau mereka, bersama dengan Irlandia, Malta, dan Slovenia, setuju untuk mengambil langkah awal menuju pengakuan negara yang dideklarasikan oleh Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza yang diduduki.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz menekankan, solusi untuk mengakhiri perang hanya dapat dicapai melalui negosiasi langsung antara pihak-pihak yang terlibat.
Katz juga menekankan, komitmen apa pun untuk mengakui negara Palestina hanya akan semakin memperumit situasi dan berkontribusi pada peningkatan ketidakstabilan di dunia. (T/R4/RS2)
Baca Juga: Serangan Hezbollah Terus Meluas, Permukiman Nahariya di Israel Jadi Kota Hantu
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Jajak Pendapat: Mayoritas Warga Israel Dukung Gencatan Senjata dengan Lebanon