Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ISIS Sasar Warga Sipil yang Tolak Bertempur di Mosul

illa - Kamis, 22 Desember 2016 - 12:17 WIB

Kamis, 22 Desember 2016 - 12:17 WIB

321 Views

Militan Islamic State (ISIS) di Mosul, Irak. (Foto: dok. World Bulletin)

 

Mosul, 22 Rabi’ul Awwal 1438/22 Desember 2016 (MINA) – Kelompok Islamic State (ISIS) di Mosul telah dengan sengaja menjadikan warga sipil yang menolak bergabung dengan mereka, target, ketika kelompok itu kalah dari pasukan Irak yang terlibat dalam serangan untuk merebut kembali kota tersebut, kata sebuah grup hak asasi internasional.

Warga sipil yang menjadi sasaran bertambah dalam baku tembak tersebut dengan setidaknya 19 orang tewas dan lusinan lainnya cedera pada pekan ketiga November hingga memasuki pekan pertama Desember, kata pernyataan Human Rights Watch (HRW), Kamis (22/12).

Kelompok yang berbasis di New York ini menyebutkan, kematian disebabkan mortir dan tembakan ISIS, bom-bom mobil, pengeboman di jalan-jalan, serangan-serangan langsung, demikian pula serangan-serangan udara oleh pasukan Irak dan koalisinya yang dipimpin Amerika Serikat.

Baca Juga: Kapal Wisata Mesir Tenggelam di Laut Merah, 17 Penumpang Hilang

Temuan-temuan itu didasarkan pada wawancara dengan lebih dari 50 penduduk yang telah melarikan diri ke Mosul timur, kata HRW.

HRW menyoroti para anggota kelompok ISIL yang mengatakan kepada penduduk sipil bahwa warga tetap berada di belakang “orang-orang kafir” dan karena itu pantas menjadi target serangan disamping pasukan Irak dan koalisi.

HRW memperingatkan bahwa menjadikan warga sipil atau menggunakan mereka sebagai tameng manusia, merupakan kejahatan perang, dan meminta kepada kedua belah pihak untuk menyelamatkan penduduk sipil.

Warga sipil menjadi sasaran semua pihak di Mosul,” kata Lama Fakih, Deputi Direktur Timur Tengah di HRW, katanya sambil menambahkan, “kekejian tidak akan membebaskan pasukan Irak dan internasional dari perbuatan mereka yang tidak melindungi warga sipil.”

Baca Juga: Sempat Dilaporkan Hilang, Rabi Yahudi Ditemukan Tewas di UEA

Militer Irak melancarkan sebuah operasi besar-besaran bulan Oktober lalu untuk merebut kembali Mosul, kota terbesar kedua di negeri itu dan benteng pertahanan kota terakhir di Irak. Kemenangan pasukan secara perlahan mendesak penduduk ke daerah-daerah yang lebih padat penduduknya.

ISIS kehilangan wilayah

ISIS merebut Mosul pada musim panas tahun 2014 sebagai bagian dari serangan kilat yang menyebabkan hampir sepertiga wilayah Irak berada dalam kekuasaan mereka. Sejak tahun lalu, ISIS telah kehilangan bagian-bagian wilayah di  barat dan utara Irak.

Awal bulan ini, pasukan Irak membantah tuduhan bahwa mereka membunuh lusinan penduduk sipil saat melancarkan serangan-serangan udara di Mosul.

Baca Juga: Israel Perintahkan Warga di Pinggiran Selatan Beirut Segera Mengungsi

Sekitar 100,000 tentara Irak, pasukan keamanan, kelompok Peshmerga Kurdi dan pasukan paramiliter Syiah ikut serta dalam kampanye Mosul.

Meskipun pasukan telah memperoleh kemenangan di barat Mosul, mereka mengaku pertempuran paling sengit di kota itu yang tidak terbayangkan – adalah menghadapi ratusan serangan bom mobil bunuh diri, ledakan mortir, tembakan dan serangan tiba-tiba yang dilancarkan dari sebuah jaringan terowongan.

Kota Mosul masih merupakan tempat tinggal hampir satu juta penduduk yang berisiko terlibat dalam kekerasan. Diperkirakan 650.00 orang tanpa air bersih hidup di Mosul, dan PBB telah memperingatkan potensi terjadinya krisis kemanusiaan serta eksodus pengungusi. (R01/P02)

Miraj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan

Rekomendasi untuk Anda

Palestina
Internasional
Timur Tengah
Timur Tengah
Timur Tengah