Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Israel Berencana Bangun Stasiun di Yerusalem dengan Nama Donald Trump

Rudi Hendrik - Rabu, 27 Desember 2017 - 21:54 WIB

Rabu, 27 Desember 2017 - 21:54 WIB

99 Views

Lingkaran merah menunjukan lokasi akan dibangunnya sebuah stasiun kereta api yang akan dinamai dengan sebutan Donald Trump. Foto: Dokumentasi Kementrian Transportasi Israel

yerusalem-trump.png" alt="" width="623" height="388" /> Lingkaran merah menunjukan lokasi akan dibangunnya sebuah stasiun kereta api yang akan dinamai dengan sebutan Donald Trump.(Foto: Dokumentasi Kementrian Transportasi Israel)

Tel Aviv, MINA – Menteri Perhubungan Israel Yisrael Katz berencana untuk membuat jalur kereta api moda raya terpadu (MRT) dari Tel-Aviv ke Yerusalem dan akan menamai stasiunnya dengan sebutan Donald Trump (nama Presiden Amerika Serikat).

Stasiun itu direncanakan akan berakhir di Tembok Barat yang mana merupakan tempat perhentian turis untuk mengunjungi tembok Ratapannya Yahudi di Yerusalem Timur (Al-Quds), demikian dikutip dari Washington Post, Rabu (27/12).

Penamaan itu didalihkan menjadi apresiasi Israel atas keputusan sepihak Trump yang mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel baru-baru ini.

Sementara dilansir dari The Guardian, saat ini Israel sedang mempersiapkan pembangunan dua stasiun bawah tanah di area itu dan menggali lebih dari dua mil (3 km) terowongan di bawah pusat kota Yerusalem. Tembok Barat adalah situs tersuci dimana orang Yahudi kerap beribadah.

Baca Juga: Sebanyak 1.000 Dokter dan Perawat Gugur akibat Agresi Israel di Gaza

Seorang juru bicara kementerian transportasi, Avner Ovadia, mengatakan proyek tersebut diperkirakan menelan biaya lebih dari $ 700 juta dolar (9,5 triliun rupiah) dan, jika disetujui, akan memakan waktu empat tahun hingga selesai.

Katz mengatakan stasiun kereta api berkecepatan tinggi akan memungkinkan para turis mencapai “jantung peribadahan orang Yahudi: Tembok Barat dan Kuil Suci”.

Rencana ini akan menimbulkan kekacauan babak baru di wilayah pendudukan Israel di tanah Palestina, menyusul protes terbaru sejak Amerika Serikat di bawah pemerintahan presiden Donald Trump mengklaim Yerusalem sebagai ibukota Israel yang menuai kecaman dan eskalasi internasional.

Meski proyek kemungkinan tidak akan terjadi, Ovadia berambisi rencana tersebut akan disetujui tahun depan, di mana jalur kereta Tel Aviv-Yerusalem diperkirakan akan dibuka pada musim semi.

Baca Juga: Netanyahu Kembali Ajukan Penundaan Sidang Kasus Korupsinya

“Tidak ada alasan mengapa kereta ini tidak dibangun,” katanya. “Kami sudah tahu bagaimana menghadapi oposisi yang tidak kalah sulit.”(T/RE1/R01)

Miraj News Agency (MINA)

Baca Juga: Hujan Deras Rusak Tenda-Tenda Pengungsi di Gaza

Rekomendasi untuk Anda