Jalur Gaza, 4 Jumadil Awal 1436/23 Februari 2015 (MINA) – Sebuah Radio berbahasa Ibrani milik Israel menyebutkan, kementerian pertahanannya telah menandatangani kesepakatan pembelian 14 pesawat tempur model F35 dari Amerika Serikat, dengan dana sebesar 2,2 milyar Dollar.
Radio tersebut menegaskan bahwa kesepakatan ini sebenarnya telah direncanakan sejak empat tahun yang lalu, dengan pesanan awal sebanyak 19 pesawat.
Pesawat produksi oleh “Air Industries” yang sebagian besar sahamnya milik Israel. Pesawat dilengkapi dengan sistem pengaturan penerbangan otomatis saat di medan tempur.
Kesepakatan tersebut juga menyebut pengawasan langsung dari para pakar AS dengan dukungan logistik persenjataan dan pengawasannya.
Baca Juga: PBB Adopsi Resolusi Dukung UNRWA dan Gencatan Senjata di Gaza
Sebagai catatan, nama pesawat tempur itu”Adair” (bahasa Ibrani).
Setiap tahun, bantuan AS untuk Israel melampaui bantuan yang diberikan pada setiap negera lain. Sejak 1987 bantuan ekonomi dan militer langsung telah berjumlah $3 milyar atau lebih. Di samping itu, pengaturan-pengaturan finansial yang dilakukan semata-mata untuk Israel mencapai kira-kira $5 milyar setahun.
Ini tidak termasuk program-program yang demikian dermawannya seperti $10 milyar garansi pinjaman Israel pada 1992.1 Hukum Amerika memungkinkan dihentikannya semua bantuan, ekonomi, maupun militer, pada setiap negara yang mengembangkan senjata nuklir atau “terlibat dalam suatu pola konsisten untuk melakukan pelanggaran-pelanggaran keras terhadap hak-hak asasi manusia yang diakui secara internasional.
Selama bertahun-tahun pemerintah AS telah mengetahui bahwa Israel mengembangkan persenjataan nuklir dan melanggar hak-hak asasi manusia secara terus-menerus. Namun Presiden dan Kongres tidak pernah sekali pun mengambil langkah untuk menghentikan bantuan, sebagaimana yang ditetapkan dalam hukum, atau bahkan menguranginya.(L/K03/R03)
Baca Juga: Menhan Israel: Ada Peluang Kesepakatan Baru Tahanan Israel
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Al-Qassam Hancurkan Pengangkut Pasukan Israel di Jabalia