Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Israel Kuasai Air, Rakyat Palestina Kekeringan

Rudi Hendrik - Sabtu, 29 Oktober 2016 - 07:37 WIB

Sabtu, 29 Oktober 2016 - 07:37 WIB

546 Views

Warga Palestina di beberapa desa di Tepi Barat yang diduduki Israel mulai merasa putus asa karena sudah beberapa pekan ini terjadi krisis air.

Penduduk di Salfit, Jenin dan Hebron, serta beberapa desa sudah lebih 40 hari berturut-turut tanpa air yang mengalir.

“Karena krisis (air) dimulai pada bulan Juni, pemerintah kota hanya mampu memasok air untuk satu jam dua kali seminggu,” kata Enas Taha, warga desa Kafr Al-Deek di Tepi Barat kepada wartawan Al Jazeera.

Taha selalu memantau berita prakiraan cuaca setiap hari.

Baca Juga: Enam Prinsip Pendidikan Islam

“Mereka mengumumkan hujan tiga minggu yang lalu, tapi belum datang satu pun. Hal yang dapat saya lakukan adalah hanya berdoa kepada Allah.”

Pada pertengahan Juli, warga di daerah Betlehem melancarkan aksi duduk selama sehari memprotes krisis kekurangan air, sehingga memicu bentrokan antara pemuda Palestina dan pasukan penjajah Israel.

“Ini adalah situasi yang sangat menegangkan. Saya harus mempertimbangkan dan memprioritaskan setiap tetes air yang saya gunakan,” kata Taha.

Ia mengaku, air yang ada sangat tidak cukup untuk minum, masak, mandi dan keperluan lain di kamar mandi. Kadang-kadang ia tidak mencuci pakaian atau membersihkan rumah selama berminggu-minggu.

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-10] Makanan dari Rezeki yang Halal

“Kodisinya panas dan berdebu. Ini melelahkan,” ujarnya.

Ketika permintaan warga pada air meningkat, biaya air minum terus meroket. Sebagian keluarga menghabiskan sampai 30 persen dari pendapatannya yang terbatas untuk membeli air.

Sebelumnya, Israel telah menerapkan kebijakan pemotongan air setiap musim panas. Namun tahun ini, mencapai puncak yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Pada awal Juni, perusahaan air Mekorot milik Israel memberitahu Otoritas Air Palestina (PWA) tentang pemotongan pasokan musim panas dengan total lebih dari 50 persen.

Baca Juga: Wawancara Eksklusif Prof. Anbar: Pendidikan Jaga Semangat Anak-Anak Gaza Lawan Penindasan

Beberapa warga Palestina bahkan bergurau bahwa kolektor tagihan air yang lebih sering datang ke rumah mereka daripada airnya.

Perusahaan air Mekorot menguasai air tanah Palestina di saat rakyat Palestina kehausan dan kekeringan. (Gambar: BDS Italia)

Perusahaan air Mekorot menguasai air tanah Palestina di saat rakyat Palestina kehausan dan kekeringan. (Gambar: BDS Italia)

Deeb Abdelghafour, Direktur PWA Departemen Sumber Daya Air Palestina mengatakan, mereka selalu melakukan kontak teratur dengan Mekorot untuk menemukan solusi, tapi perusahaan air Yahudi itu selalu memberi alasan yang berbeda, seperti peningkatan permintaan, meningkatnya suhu, dan lain-lain.

Alasan bahwa wilayah menderita kelangkaan air, menurut Abdelghafour adalah sebuah mitos semata.

“Kami telah menghadapi kekurangan selama beberapa dekade, dan alasannya tidak alami, tapi buatan manusia – yang berarti pendudukan Israel dan kontrol Israel atas sumber daya air di Wilayah Palestina,” ujarnya.

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-9] Jalankan Semampunya

Di sisi Israel, para pejabat Yahudi itu telah menyatakan bahwa sumber daya air dibagi rata, di Israel dan di wilayah Palestina yang diduduki.

Koordinator Aktivitas Pemerintahan Israel di Daerah mencatat bahwa Israel memberikan 64 juta meter kubik air untuk Palestina setiap tahunnya, meskipun jatah wajibnya hanya 30 juta menurut Perjanjian Oslo.

Namun faktanya, ada perbedaan jelas dalam rimbunnya perkebunan, taman dan kolam renang di pemukiman ilegal Israel. Perbedaan utama adalah bahwa desa-desa Palestina di Tepi Barat tidak terhubung ke jaringan air nasional, sehingga terpaksa hanya mengandalkan pada persediaan tanah lokal.

Warga Palestina yang tinggal di daerah terpencil adalah kalangan yang sangat terpukul oleh krisis air yang sedang berlangsung, karena begitu miskinnya akses saluran dan biaya tambahan pengiriman jauh lebih mahal.

Baca Juga: Wawancara Eksklusif Prof El-Awaisi: Ilmu, Kunci Pembebasan Masjid Al-Aqsa

“Kita perlu truk 4×4 khusus untuk dikemudikan di jalan beraspal, dan itu bisa memakan waktu hingga dua jam untuk mencapai masyarakat,” kata Hafez Hureini, warga di desa Tuwani sekaligus pemimpin Komite Populer Hills, Selatan Hebron.

Selama musim panas, media Israel melaporkan bahwa pemukiman Yahudi ilegal di Tepi Barat juga menderita gangguan pasokan air sehari-hari, mendorong pemerintah Israel untuk membangun lokasi pengeboran baru, Ariel 1, yang akan memberikan 250 meter kubik air per jam.

Namun, Abdelrahman Tamimi, Direktur Kelompok Hidrologi Palestina untuk Air dan Sumber Daya Lingkungan Pembangunan, mengatakan bahwa itu bukan di daerah tempat air sangat dibutuhkan.

“Harus ada pengeboran sumur di daerah yang ada permintaan penting, seperti utara dan selatan Jenin, selatan Hebron, atau arah laut dari lembah Yordan. Mengapa di Ariel? Saya bertanya-tanya. Mereka hanya dapat meningkatkan kapasitas, [langkah ini] pasti tidak dirancang untuk memasok masyarakat Palestina,” kata Tamimi.

Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat

Warga Palestina Dituduh Curi Air Israel

Israel menuduh warga Palestina telah mencuri air melalui pipa Israel. Otoritas Air Israel menyatakan bahwa 5.000 meter kubik air dicuri setiap hari oleh warga Palestina.

“Kami menyadari ada pencurian air. Namun, kita harus bertanya pada diri sendiri, mengapa orang-orang mencuri air? Apakah hanya karena mereka haus,” kata Abdelghafour.

Pada saat yang sama, permintaan air meningkat karena populasi warga Israel dan Palestina terus bertambah.

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat

Sebagian besar jaringan air dipasang pada tahun 1967, ketika Israel menduduki dan menjajah Tepi Barat. Hari ini, diameter pipa tidak memadai dan sistem ini mencapai akhir dari siklus hidupnya.

“Bahkan untuk meng-upgrade infrastruktur di daerah A dan B membuat sakit kepala,” kata Abdelghafour. “Mereka (Israel) memberlakukan prosedur yang panjang dan rumit untuk mengeluarkan izin mengimpor buah terkecil atau peralatan.”

Data yang dirilis oleh Otoritas Air Israel menunjukkan bahwa ekspansi besar di bidang pertanian di pemukiman telah menyebabkan kenaikan konsumsi air tahun ini diperkirakan 20 sampai 40 persen.

“(Otoritas Palestina) tidak memiliki solusi untuk krisis air. Menurut pendapat saya, Israel telah menggunakan musim panas ini untuk menempatkan lebih banyak tekanan pada kami untuk membeli air hasil desalinasi, sehingga mereka dapat mengalokasikan tanah untuk pemukiman dan ekspansi masa depan mereka,” kata Tamimi .

Baca Juga: Tertib dan Terpimpin

Sejak tahun 2005, lima pabrik desalinasi telah dibangun di Israel, kini memproduksi sekitar 50 persen dari pasokan air negara itu.

“Kami tidak ingin mengganti air dari pabrik desalinasi untuk hak sejarah kami,” kata Abdelghafour. “Setelah kami memiliki hak-hak dasar kami, berdasarkan alokasi sumber daya yang adil dan hukum internasional, maka kami bisa memikirkan opsi pembangunan lainnya, seperti desalinasi atau pengolahan air limbah.” (P001/P2)

Sumber: tulisan Eloise Bollack di Al Jazeera

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat

Rekomendasi untuk Anda

Palestina
Palestina
Palestina
Palestina
Feature
Palestina