Yerusalem, MINA – Lembaga sosial masyarakat Eropa, Europeans for Jerusalem Foundation yang memantau pelanggaran Israel di Kota Yerusalem melaporkan bahwa tentara pendudukan zionis Israel melakukan 685 pelanggaran selama bulan April. Media Palinfo melaporkan, Jumat (3/5).
“Sejumlah 685 pelanggaran tersebut dibagi menjadi 16 jenis pelanggaran hak asasi manusia, yang menunjukkan bahwa sebagian besar pelanggaran terjadi bersifat kompleks, yang paling menonjol adalah penyerangan dan penggerebekan dengan tingkat 55,9 persen, diikuti oleh penangkapan dengan tingkat 16,1 persen,” demikian laporan itu.
Dalam laporan bulanannya, ia memantau pasukan pendudukan yang melakukan penembakan dan serangan langsung selama bulan April sebanyak 47, yang mengakibatkan matinya turis Turki Hassan Scalanan setelah melakukan serangan penikaman, dan melukai 4 orang lainnya serta puluhan kasus sesak nafas. Dalam insiden terpisah, sedikitnya 29 warga menjadi sasaran pemukulan dan penganiayaan.
Laporan tersebut mendokumentasikan pasukan pendudukan melakukan 383 operasi penyerbuan ke kota-kota dan lingkungan sekitar Yerusalem, di mana mereka menangkap 110 warga, termasuk 12 anak-anak dan 9 wanita, memanggil 9 lainnya dan memberlakukan tahanan rumah terhadap 7 warga.
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
Yayasan itu juga mendokumentasikan 3 operasi pembongkaran yang berdampak pada 3 rumah, dan perintah dikeluarkan untuk mengevakuasi rumah serta penyampaian perintah pembongkaran.
Selama April, mereka mengeluarkan 4 keputusan dan tindakan dalam rangka konsolidasi Yudaisasi pemukiman dan Yudaisasi di Yerusalem yang diduduki, terutama pengalihan otoritas penegakan tanah ke Kementerian Keamanan Nasional pendudukan untuk mempercepat perintah pembongkaran, dan evakuasi 3 keluarga dari rumah mereka di Yerusalem untuk kepentingan pemukim, dan dimasukkannya rencana resmi untuk mengubah status quo di Masjid Al-Aqsa.
“5.734 pemukim dan ratusan orang yang menyamar sebagai turis berpartisipasi dalam penyerbuan Masjid Al-Aqsa, selama 13 hari, hal ini menunjukkan adanya peningkatan jumlah penyerang meskipun terjadi beberapa hari penyerbuan, yang terhenti pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan dan pada hari Idul Fitri,” jelas laporan itu.
Sementara, 4.345 pemukim berpartisipasi dalam penyerbuan selama hari libur “Paskah Ibrani”, sebuah peningkatan yang signifikan dibandingkan penyerbuan pada hari libur tahun sebelumnya.
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon
Laporan tersebut juga mendokumentasikan bahwa pasukan pendudukan menyerbu Masjid Al-Aqsa setidaknya dua kali, dan melakukan 17 serangan lainnya terhadap masjid tersebut oleh pasukan tentara dan pemukim.
Otoritas pendudukan Israel terus menerapkan kebijakan deportasi dari Masjid Al-Aqsa atau kota Yerusalem, dengan mencatat ada 3 perintah deportasi yang didokumentasikan terhadap warga Yerusalem.
Laporan tersebut mendokumentasikan 4 serangan yang dilakukan oleh pemukim, termasuk serangan terhadap warga dan harta benda mereka serta tindakan penghasutan.
Laporan tersebut juga memantau pendirian 57 pos pemeriksaan tetap dan mendadak, 4 pelanggaran terkait kebebasan kerja jurnalistik dan kebebasan publik, serta dua kasus hukuman kolektif.
Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka
Europeans for Jerusalem Foundation memperbarui peringatannya mengenai keseriusan pelanggaran yang terjadi di Yerusalem, dan perluasan kekuasaan Menteri ekstremis Ben Gvir, terutama upaya untuk menerapkan kondisi baru di Masjid Al-Aqsa, seiring dengan meningkatnya penderitaan warga Yerusalem, sejalan dengan kelanjutan kebijakan Yudaisasi, yang menyerukan komunitas internasional, khususnya negara-negara Uni Eropa, untuk mengambil sikap serius dalam mengakhiri pelanggaran Israel.
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Hamas Sambut Baik Surat Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant