Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Israel Makin Takuti Pemberitaan Media Massa, Kantor-Kantor Media Massa Digerebek

Rana Setiawan - Ahad, 30 Juli 2017 - 07:23 WIB

Ahad, 30 Juli 2017 - 07:23 WIB

190 Views

(Foto: Maan)

Palmedia-maan.jpg" alt="" width="621" height="414" /> (Foto: Maan)

 

Ramallah, MINA – Pasukan Israel menggerebek Kantor Pusat PalMedia, sebuah perusahaan media, dan menggeledah beberapa kantor milik biro media Arab dan internasional yang berada di Ramallah, pusat Tepi Barat pada hari Sabtu (29/7).

Mereka menyita peralatan dan dokumen dari setidaknya salah satu kantor biro media di Palmedia, atas tuduhan dugaan “penghasutan,” demikian Ma’an News melaporkan yang dikutip MINA.

Sumber media mengatakan kepada Ma’an, pasukan Israel menggerebek kantor pusat tersebut, yang menyediakan layanan siaran ke beberapa media, termasuk berita Rusia Today (RT), Al-Mayadeen, Al-Manar, dan Al-Quds. Pasukan Israel menggeledah dan merusak properti di kantor-kantor tersebut.

Baca Juga: Al-Qassam Hancurkan Pengangkut Pasukan Israel di Jabalia

Seorang reporter dari RT, yang juga memiliki kantor di gedung tersebut, mengatakan, pasukan Israel telah menghancurkan beberapa pintu menuju kantor media untuk masuk ke dalam. Namun, tidak ada peralatan yang disita dari kantor RT selama penggerebekan tersebut.

Saksi mata mengatakan kepada Ma’an bahwa 10 kendaraan tentara Israel mengelilingi bangunan di kota Ramallah sebelum menyerang dan menggeledah kantornya.

Seorang jurubicara militer Israel mengatakan kepada Ma’an, pasukan Israel telah “menyita peralatan media dan dokumen yang digunakan untuk hasutan” dari kantor media di Ramallah – namun juru bicara tersebut tidak dapat menyebutkan kantor mana yang barang-barangnya telah disita.

Dia menambahkan, serangan tersebut merupakan bagian dari “upaya terus-menerus melawan hasutan” di Tepi Barat. Meskipun juru bicara tidak dapat memberikan rincian tentang peralatan apa yang disita, dia mencatat bahwa dokumen-dokumen yang disita termasuk “gambar yang menghasut”.

Baca Juga: Zionis Israel Serang Pelabuhan Al-Bayda dan Latakia, Suriah

Kantor Berita Nasional Palestina WAFA melaporkan bahwa hard disk termasuk di antara peralatan yang disita oleh pasukan Israel selama penggerebekan tersebut.

Bentrokan juga terjadi antara pasukan Israel dan Palestina setelah serangan tersebut, Wafa melaporkan, dengan warga Palestina “menghujani” kendaraan tentara Israel dengan batu saat mereka meninggalkan daerah tersebut.

Sementara itu, Kementerian Informasi Palestina mengeluarkan sebuah pernyataan yang mengecam serangan tersebut, dengan mengatakan bahwa penargetan media “membuktikan niat Israel untuk mencegah para penjaga kebenaran meneruskan peran media untuk menyampaikan pesan kebebasan yang diinginkan rakyat Palestina. ”

Kementerian tersebut meminta Federasi Wartawan Internasional untuk segera melakukan tindakan terhadap pelanggaran Israel dan Dewan Keamanan PBB mengeluarkan Resolusi 2222 ke wilayah Palestina untuk memberikan perlindungan kepada wartawan.

Baca Juga: Majelis Umum PBB akan Beri Suara untuk Gencatan Senjata ‘Tanpa Syarat’ di Gaza

Otoritas Israel telah lama membatasi kebebasan berekspresi Palestina melalui penyensoran aktivitas media sosial dan memenjarakan jurnalis, aktivis, penyair, dan novelis.

Penggerebekan hari Sabtu bukanlah pertama kalinya PalMedia digerebek oleh pasukan Israel karena tuduhan “hasutan.” Pada tahun 2014, pasukan Israel menggerebek kantor pusat dan menutup siaran “Selamat Pagi Yerusalem” karena difilmkan di studio PalMedia.

Setelah penggerebekan tiga tahun lalu, Reporters Without Borders mengatakan bahwa serangan tersebut telah “bergabung dalam daftar panjang pelanggaran hak media berita Palestina oleh pasukan keamanan Israel, dengan ancaman, penangkapan, dan operasi militer yang tidak pernah berakhir.”

Penggerebekan pada hari Sabtu secara langsung mengikuti dua pekan sebuah kampanye perlawanan sipil massal yang diinisiasi oleh orang-orang Palestina di Kota Al-Quds setelah Israel memasang peralatan keamanan di gerbang Masjid Al-Aqsha, dan kemudian melarang jamaah Muslim Palestina di bawah usia 50 tahun untuk memasuki tempat suci tersebut.

Baca Juga: Sudah 66 Hari Israel Blokir Bantuan Kemanusiaan ke Gaza Utara

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menggunakan kesempatan tersebut untuk menyalahkan pihak jaringan berita Qatar Al-Jazeera diklaim karena dengan sengaja “menghasut kekerasan” di Al-Aqsha karena liputannya mengenai kejadian tersebut, dan menuntut agar Otoritas Pendudukan Israel menutup kantor mereka di Israel.

Sementara itu, Israel telah dituduh melabeli media apapun yang mengkritik Israel dan kebijakannya di masyarakat Palestina sebagai “hasutan” untuk melumpuhkan kritik terhadap kebijakan diskriminatif Israel di wilayah pendudukan di Tepi Barat untuk tahun ke-50, dan blokadenya selama satu dekade di Jalur Gaza yang telah menghancurkan wilayah tersebut menjadi krisis kemanusiaan yang tak berkesudahan. (T/R01/P1)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Smotrich: Israel Tolak Normalisasi dengan Saudi jika Harus Ada Negara Palestina

Rekomendasi untuk Anda

Timur Tengah