Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Israel Umumkan Operasi Militer Baru, Sasar Terowongan Gaza

sri astuti Editor : Widi Kusnadi - Senin, 13 Oktober 2025 - 13:11 WIB

Senin, 13 Oktober 2025 - 13:11 WIB

55 Views

Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz (Foto: Anadolu Agency)

Tel Aviv, MINA – Menteri Keamanan Israel, Israel Katz mengumumkan rencana operasi militer baru di Gaza, menginstruksikan Pasukan Pendudukan Israel (IOF) untuk mempersiapkan penghancuran terowongan bawah tanah.

Dalam sebuah pernyataan yang diunggah di X, Katz mengatakan, “Tantangan utama bagi Israel setelah fase pemulangan para sandera adalah penghancuran semua terowongan teror Hamas di Gaza, langsung oleh [IOF] dan melalui mekanisme internasional yang akan dibentuk di bawah kepemimpinan dan pengawasan AS.” Almayadeen melaporkan.

Ia mengklaim pembongkaran terowongan sangat penting untuk menerapkan klausul gencatan senjata tentang “demiliterisasi Gaza dan pelucutan senjata Hamas.” Katz menambahkan ia telah menginstruksikan [IOF] untuk bersiap melaksanakan misi tersebut.

Namun, para pengamat memperingatkan pengumuman tersebut merupakan upaya yang jelas untuk memperluas kendali militer Israel dengan dalih keamanan.

Baca Juga: Kesehatan Gaza Ungkap Pasukan Israel Tinggalkan Mainan untuk Bunuh Anak-Anak Gaza

Perjanjian gencatan senjata saat ini, yang dimediasi oleh Amerika Serikat, Mesir, dan Qatar, secara eksplisit menguraikan proses bertahap di mana rekonstruksi, akses kemanusiaan, dan dialog politik harus mendahului setiap diskusi perlucutan senjata.

Memerintahkan penghancuran terowongan secara sepihak di wilayah yang tidak lagi berada di bawah kendali Israel akan dianggap sebagai pelanggaran gencatan senjata dan pelanggaran hukum internasional, menurut para analis.

Ketertarikan “Israel” pada terowongan Gaza mencerminkan pendudukan militer dan kegagalan intelijen yang berkelanjutan, alih-alih rencana keamanan yang layak, kata para komentator Palestina.

Pada Juli 2024, bahkan para pejabat Israel mengakui setelah sembilan bulan peperangan, mereka masih belum sepenuhnya memahami jaringan terowongan tersebut, yang digambarkan oleh salah satu sumber keamanan sebagai “jaring laba-laba.”

Baca Juga: Puluhan Pemukim Yahudi Lakukan Tur Provokatif di Halaman Al-Aqsa

“Proyek Atlantis” milik militer Israel, yang berupaya membanjiri terowongan dengan air laut, akhirnya dibatalkan setelah gagal mencapai tujuannya.

Investigasi Washington Post selanjutnya pada Oktober 2024 menulis bahwa terowongan Perlawanan, yang dijuluki “metro Gaza”, bukan hanya aset militer tetapi juga sarana bertahan hidup bagi penduduk yang terkepung dan menanggung blokade dan pemboman selama bertahun-tahun.

Laporan tersebut menjelaskan bagaimana terowongan ini memungkinkan pengangkutan makanan, obat-obatan, dan material dalam kondisi pengepungan total, sekaligus berfungsi sebagai tempat berlindung bagi para pejuang dan warga sipil selama pengeboman Israel.

Kelompok-kelompok Perlawanan Palestina, termasuk Hamas dan PIJ, berpendapat perlucutan senjata tidak dapat terjadi di bawah pendudukan, bersikeras bahwa hak mereka untuk melawan dilindungi oleh hukum internasional sampai kedaulatan dan penentuan nasib sendiri tercapai.

Baca Juga: Israel Langgar Gencatan Senjata Lagi, Bunuh Dua Warga Palestina di Gaza

Dengan rekonstruksi yang terhambat dan hampir dua juta orang masih mengungsi, pengumuman terbaru Israel menimbulkan kekhawatiran gencatan senjata dapat kembali memicu agresi baru. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Anak-Anak Gaza Kembali ke Sekolah Setelah Dua Tahun Perang

Rekomendasi untuk Anda