Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Isteri Lain Suami Beriman Selalu Setia Menunggu

Rudi Hendrik - Sabtu, 16 April 2016 - 12:18 WIB

Sabtu, 16 April 2016 - 12:18 WIB

515 Views

Ilustrasi.

Oleh Rudi Hendrik, jurnalis Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Allah telah menciptakan bagi setiap suami yang beriman isteri-isteri yang setia menanti hingga masa pertemuan pasangan itu tiba.

Isteri-isteri itu adalah satu makhluk yang mirip dengan wanita, yaitu bidadari, sebagai bukti pemuliaan-Nya kepada pria. Allah memberikan bidadari kepadanya, sehingga sekali pun pria Mukmin itu masih berada di dunia, bidadari tersebut akan selalu setia menunggunya.

Allah telah menambahkan kemuliaan para pria, yaitu ketika para bidadari turun ke langit dunia untuk mengintip para suami mereka dari balik awan dengan penuh kerinduan.

Baca Juga: Ini Doa Terbaik Dari Keluarga untuk Jamaah Yang Pulang Umrah

حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي عَدِيٍّ عَنْ ابْنِ عَوْنٍ عَنْ هِلَالِ بْنِ أَبِي زَيْنَبَ عَنْ شَهْرِ بْنِ حَوْشَبٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ ذُكِرَ الشُّهَدَاءُ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ لَا تَجِفُّ الْأَرْضُ مِنْ دَمِ الشَّهِيدِ حَتَّى تَبْتَدِرَهُ زَوْجَتَاهُ كَأَنَّهُمَا ظِئْرَانِ أَضَلَّتَا فَصِيلَيْهِمَا فِي بَرَاحٍ مِنْ الْأَرْضِ وَفِي يَدِ كُلِّ وَاحِدَةٍ مِنْهُمَا حُلَّةٌ خَيْرٌ مِنْ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا

Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah, telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Adi dari Ibnu Aun, dari Hilal bin Abu Zainab, dari Syahr bin Hausyab, dari Abu Hurairah, dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, beliau bersabda, “Tidak akan kering bumi dengan darah seorang syahid sehingga kedua istrinya berlomba-lomba menjemputnya, keduanya seakan-akan perempuan yang menyusui yang kehilangan kedua anak penyusuannya di tanah yang sangat lapang. Dan di setiap tangannya ada pakaian yang lebih baik dari dunia dan seisinya.” (HR. Ibnu Majah No.2788)

Dalam hadits ini Rasulullah ingin memberitahukan kepada  kaum wanita atau kepada para isteri-isteri di dunia bahwa mereka memiliki saingan yang tangguh dari balik awan.

Maka betapa hinanya bagi seorang wanita ketika dia menyakiti suaminya. Maka sungguh pantas bila wanita itu menjadi hina apabila dia menghinakan suaminya. Oleh karena itu, tidak ada hal lain yang menjadi ukuran kemuliaan diri seorang istri, kecuali menjadi pesaing wanita-wanita yang mulia atau para bidadari yang bermata jeli itu.

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-21] Tentang Istiqamah

Suami yang beriman merupakan orang yang mulia di sisi Allah. Allah akan marah bila ada orang yang menghinakannya, bahkan dia menyatakan perang terhadap orang yang memusuhinya.

Dalam sebuah hadits qudsi Allah Subhana Wa Ta’ala berfirman:

عَنْ أَبِـيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ، قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللّـهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : «إِنَّ اللهَ تَعَالَـى قَالَ : مَنْ عَادَى لِـيْ وَلِيًّا فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالْـحَرْبِ ، وَمَا تَقَرَّبَ عَبْدِيْ بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَـيَّ مِمَّـا افْتَرَضْتُهُ عَلَيْهِ ، وَمَا يَزَالُ عَبْدِيْ يَتَقَرَّبُ إِلَـيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ، فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِيْ يَسْمَعُ بِهِ ، وَبَصَرَهُ الَّذِيْ يُبْصِرُ بِهِ ، وَيَدَهُ الَّتِيْ يَبْطِشُ بِهَا ، وَرِجْلَهُ الَّتِيْ يَمْشِيْ بِهَا ، وَإِنْ سَأَلَنِيْ لَأُعْطِيَنَّهُ ، وَلَئِنِ اسْتَعَاذَنِـيْ لَأُعِيْذَنَّهُ».

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu ia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, ”Sesungguhnya Allâh Azza wa Jalla berfirman, ’Barangsiapa memusuhi wali-Ku, sungguh Aku mengumumkan perang kepadanya. Tidaklah hamba-Ku mendekat kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cintai daripada hal-hal yang Aku wajibkan kepadanya. Hamba-Ku tidak henti-hentinya mendekat kepada-Ku dengan ibadah-ibadah sunnah hingga Aku mencintainya. Jika Aku telah mencintainya, Aku menjadi pendengarannya yang ia gunakan untuk mendengar, menjadi penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat, menjadi tangannya yang ia gunakan untuk berbuat, dan menjadi kakinya yang ia gunakan untuk berjalan. Jika ia meminta kepada-Ku, Aku pasti memberinya. Dan jika ia meminta perlindungan kepadaku, Aku pasti melindunginya’.” (Hadits ini shahih. Diriwayatkan oleh Imam Bukhâri, no. 6502; Abu Nu’aim dalam Hilyatul Auliyâ’ , I/34, no. 1; al-Baihaqi dalam as-Sunanul Kubra, III/346; X/219 dan al-Baghawi dalam Syarhus Sunnah, no. 1248, dan lainnya)

Baca Juga: Peran Muslimah di Akhir Zaman: Ibadah, Dakwah, dan Keluarga

Allah menugaskan para bidadari surga untuk menjunjung kemuliaan suami-suami mereka ketika para isteri menyakiti para suami mereka, sekali pun sedikit.

Dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,

لاَ تُؤْذِى امْرَأَةٌ زَوْجَهَا فِى الدُّنْيَا إِلاَّ قَالَتْ زَوْجَتُهُ مِنَ الْحُورِ الْعِينِ لاَ تُؤْذِيهِ قَاتَلَكِ اللَّهُ فَإِنَّمَا هُوَ عِنْدَكِ دَخِيلٌ يُوشِكُ أَنْ يُفَارِقَكِ إِلَيْنَا

“Jika seorang istri menyakiti suaminya di dunia, maka calon istrinya di akhirat dari kalangan bidadari akan berkata,
‘Janganlah engkau menyakitinya. Semoga Allah mencelakakanmu sebab ia hanya sementara berkumpul denganmu. Sebentar lagi ia akan berpisah dan akan kembali kepada kami’.” (HR. Tirmidzi no. 1174 dan Ibnu Majah no. 2014. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan).

Baca Juga: Hijrah Hati dan Diri: Panduan Syariah untuk Transformasi Spiritual dan Pribadi

Demikianlah, wahai para Muslimah. Suami engkau yang beriman itu telah dinantikan oleh calon-calon isterinya yang lebih cantik dan taat. Karenanya, janganlah engkau sia-siakan suamimu yang beriman dengan durhaka kepadanya. Bersiaplah untuk menjadi beriman dan salihah, kemudian tetap demikian sehingga engkau dapat berkumpul bersama saudara-saudaramu dari kalangan bidadari di akhirat nanti. (P001/R01)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Aksi Peduli Palestina: Cara Efektif dan Nyata Membantu Sesama yang Membutuhkan

Rekomendasi untuk Anda

Khadijah
Kolom
Khadijah
Kolom
Tausiyah
Khadijah