Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jama’ah Muslimin (Hizbullah) Jabodetabek Serentak Laksanakan Shalat Gerhana

Ali Farkhan Tsani - Kamis, 26 Desember 2019 - 22:14 WIB

Kamis, 26 Desember 2019 - 22:14 WIB

3 Views

Jakarta, MINA – Jama’ah Muslimin (Hizbullah) Wilayah Jabodetabek, Banten dan Lombok melaksanakan shalat gerhana matahari (kusuf) secara serentak Kamis siang (26/12).

Pelaksanaan shalat gerhana dilaksanakan di masjid masjid yang tersebar di Jakarta, Bekasi, Tangerang, Bogor, Karawang dan lainnya, termasuk di Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Berdasarkan pantauan Kantor Berita MINA, antusias jamaah untuk melaksanakan shalat gerhana di berbagai daerah cukup tinggi, meskipun pada hari kerja. Jamaah berbondong-bondong ke masjid-masjid untuk mengikuti shalat gerhana setelah melaksanakan shalat dzuhur berjamaah.

Di wilayah Jakarta Timur, shalat gerhana dan khutbah dilaksanakan di Masjid At-Taqwa, Jalan Taruna Jaya, Cibubur, Jakarta Timur dipimpin oleh Ustaz Ta’rif, imam rawatib dan da’i setempat.

Baca Juga: Tumbangnya Rezim Asaad, Afta: Rakyat Ingin Perubahan

Shalat dihadiri baik muslimin maupun muslimat masyarakat sekitar masjid maupun dari luar Cibubur, seperti dari Depok, Pasar Rebo, Cijantung dan lainnya.

Sebelum memulai shalat, Ta’rif  menjelaskan terlebih dahulu mengenai tata cara pelaksanaannya shalat gerhana, yang terdiri dua rakaat, di mana dalam tiap rakaat ada dua kali rukuk.

Selesai rukuk pertama saat i’tidal membaca surat Al Fatihah dan diteruskan dengan membaca surat-surat lain dari Al-Qur’an. Demikian juga pada rakaat kedua sama seperti pada rakaat pertama.

Ia juga memberitahukan kepada jamaah yang hadir bahwa surat yang akan dibaca panjang-panjang. Oleh karena itu, bagi para manula yang tidak kuat berdiri lama diberikan kemudahan sambil duduk.

Baca Juga: Resmikan Terowongan Silaturahim, Prabowo: Simbol Kerukunan Antarumat Beragama

“Karena surat yang akan saya baca panjang-panjang, maka kepada para manula yang tidak kuat berdiri lama diberi keringanan shalat sambil duduk saja” katanya.

Pada rakaat pertama setelah membaca surat Al-Fatihah, Ta’rif selaku Imam shalat membaca satu surat penuh dari surat Ar-Rahman, saat berdiri dari rukuk membaca surat Al-Fatihah dilanjutkan membaca satu surat penuh dari  surat Al-Waqiah. Pada rakaat kedua surat yang dibaca setelah surat Al-Fatihah membaca surat Al-Hujurat mulai pertengahan surat hingga akhir surat yang dibagi pembacaannya sebelum rukuk dan setelah bangun dari rukuk.

Dalam khutbahnya ia menyampaikan bahwa pesatnya kemajuan sain dan teknologi informasi, peristiwa gerhana matahari yang terjadi pada hari ini sudah dapat diketahui secara umum oleh masyarakat luas. Bahkan jauh sebelum peristiwa gerhana matahari hari ini terjadi.

Menurutnya, peristiwa gerhana matahari adalah bukti kemahakuasaan dan kebesaran Allah dan hari ini Allah sedang memperlihatkan kekuasan-Nya kepada manusia.

Baca Juga: Konflik Suriah, Presidium AWG: Jangan Buru-Buru Berpihak  

‘Hari ini Allah sedang memamerkan kekuasaan-Nya,” katanya.

Selaku khatib iapun mengingatkan kepada jamaah untuk senantiasa meningkatkan taqwa kepada Allah, dan mengingatkan bahwa terjadinya gerhana matahari tidak ada hubungannya dengan kelahiran dan kematian seseorang.

“Hanya orang kafir yang mengait-ngaitkan”, katanya.

“Saat terjadi gerhana matahari  orang-orang kafir menghubung-hubungkan kejadian ini dengan kematian Ibrahim putra lelaki Rasulullah,” katanya pula.

Baca Juga: Krisis Suriah, Rifa Berliana: Al-Julani tidak Bicarakan Palestina

Bahkan mereka orang-orang kafir mengolok-olok Rasulullah sebagai abtar, atau generasi penerus dan pelanjut dakwahnya sudah terputus.

“Rasulullah saat itu diliputi kesedihan yang mendalam atas kematian Ibrahim, maka turunlah ayat ketiga surat Al-Kutsar untuk menghibur Rasulullah,” kata khatib mengutip ayat tersebut yang artinya, “Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus”.

Surat ini juga memberitakan bahwa orang-orang yang membenci Rasulullah, merekalah orang-orang yang ‘abtar’, yakni terputus dari kebajikan dan rahmat Allah. Juga terputus dari sejarah dikenal sebagai orang baik, bahkan di antaranya benar-benar terputus keturunannya.

Sementara itu, pelaksanaan shalat gerhana matahari di Masjid Nurul Hikmah Riyasah Pansor Daya, Kabupaten Lombok Utara yang menjadi Imaam dan Khatib adalah Ustazd Mustofa Kamal, tokoh masyarakat setempat.

Baca Juga: AWG Selenggarakan Webinar “Krisis Suriah dan Dampaknya bagi Palestina”

Masjid Nurul Hikmah setempat, paska gempa hingga saat ini kondisinya masih berupa bangunan darurat yang dibangun relawan Ukhuwah Al-Fatah Rescue pasca gempa dahsyat yang menimpa daerah tersebut lebih dari satu tahun lalu. (L/Skr/RS2/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

 

Baca Juga: Puluhan WNI dari Suriah Tiba di Tanah Air

Rekomendasi untuk Anda

Khadijah
Indonesia
Indonesia