Jama’ah Muslimin (Hizbullah) Keluarkan Pernyataan Sikap Soal Rekonsiliasi Hamas-Fatah

Imaamul Muslimin (Hizbullah) Yakhsyallah Mansur.

 

Jakarta, MINA – Bersama ini, Jama’ah Muslimin (Hizbullah) menyampaikan rasa syukur dan apresiasi terhadap inisiatif yang diambil oleh pimpinan gerakan Hamas, Ismail Haniyah yang menyerahkan kekuasaannya di Gaza untuk meleburkan diri dengan Pemerintahan yang dipimpin Presiden Mahmud Abbas.

Lebih lanjut terkait upaya rekonsiliasi di antara berbagai pihak di Palestina terutama Hamas dan Fatah, kami menyampaikan pernyataan sebagai berikut:

  1. Bahwa rekonsilisiasi dalam bentuk apapun untuk menuju terwujudnya persatuan dan kesatuan di Palestina hendaknya tidak sekadar didasarkan pada kepentingan-kepentingan politik sesaat namun lebih pada motivasi aqidah dan menjalankan kewajiban agama dengan melaksanakan perintah Allah, sebagaimana tersebut di dalam Al-Qur’an surah Ali Imran [3] 103; “Dan berpeganglah kalian kepada tali (agama) Allah seraya berjama’ah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.”
  2. Bersatunya seluruh rakyat Palestina merupakan kunci bagi terselesaikannya berbagai persoalan yang selama ini dihadapi oleh Palestina dan akan mengantarkan Palestina meraih kejayaan dan kemenangan fiddunya wal akhirat. Sebagaimana firman Allah Q.S. Ash-Shaff [61]: 4, “Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur, mereka seakan-akan seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.” dan Q.S. Al-Anfal [8]: 73), “Dan orang-orang yang kafir, sebagian mereka melindungi sebagian yang lain. Jika kamu tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah (saling melindungi), niscaya akan terjadi kekacauan di bumi dan kerusakan yang besar.”
  3. Hal yang lebih besar bagi rakyat Palestina maupun umat Islam di seluruh dunia adalah pembebasan Masjidil Aqsha sebagai salah satu dari tiga situs suci Islam paling utama.  Bersatunya Palestina akan meningkatkan optimisme dunia bahwa Masjidil Aqsha akan dapat dikembalikan ke pangkuan umat Islam.
  4. Agenda rekonsiliasi di Palestina harus dilaksanakan dengan saksama dan segera meskipun masih terdapat hal-hal yang belum sempurna. Dengan tekad untuk bersatu padu yang didasari oleh aqidah dan semangat ukhuwah maka semua kesulitan dapat diatasi yakni ketika setiap pihak mampu mendahulukan kepentingan bersama dan menahan diri dari desakan agenda kepentingan kelompok masing-masing.
  5. Seiring proses rekonsiliasi, perlu diwaspadai kemungkinan munculnya gangguan dari pihak-pihak yang membenci terciptanya perdamaian di Palestina maupun Timur Tengah.

Akhirnya kami mendoakan agar semua proses yang  baik ini diridhai oleh Allah  sehingga berhasil mewujudkan apa yang dicita-citakan yaitu kemerdekaan Palestina dan terbebaskannya Masjidil Aqsha.

Demikian pernyataan Jama’ah Muslimin (Hizbullah).

الحمد لله, ايّاك نعبد وإيّاك نستعين

الله اكبر  ولله الحمد

Jakarta, 24 Muharram 1439 H/14 Oktober 2017 M.

IMAAM,

Yakhsyallah Mansur.

(R06/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.