Jama’ah Muslimin (Hizbullah) Sesalkan Bom di Brussel dan Lahore Atasnamakan Agama

Imaamul Muslimin Yakhsyallah Mansur. Photo By : Hadis/MINA
Imaamul Muslimin Yakhsyallah Mansur. Photo By : Hadis/MINA
Imaamul Yakhsyallah Mansur. (Foto: Hadis/MINA)

Jakarta, 22 Jumadil Akhir 1437/1 April 2016 (MINA)- Jama’ah Muslimin (Hizbullah) sebagai wadah kesatuan umat Islam menyampaikan pernyataan sikap, menyesalkan terjadinya kedua tragedi bom bunuh diri di , pada 27 Maret 2016 dan sepekan sebelumnya di , , yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa dan luka-luka.

Imaamul Muslimin Yakhsyallah Mansur menyatakan bahwa Jama’ah Muslimin (Hizbullah) menegaskan untuk kesekian kalinya agama dijadikan alasan dilakukannya kejahatan terhadap kemanusiaan dengan membunuh atau menghilangkan nyawa, membuat kerusakan dan menebarkan teror atau ketakutan di tengah umat manusia.

“Pembunuhan tidak dapat dibenarkan dengan alasan apapun termasuk agama.  Islam melarang pembunuhan dengan alasan yang batil dan pembunuhan digolongkan dosa besar, sebagaimana dinyatakan dalam firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala di dalam Al-Qur’an,” tegasnya.

Menurut Imaam Yakhsyallah, kepada Mi’raj Islamic News Agency (MINA) di Bogor, Jumat, selama ini Islam dan Muslimin sering dijadikan kambing hitam atas berbagai tragedi pemboman. Islam dan Muslimin dituding bertanggungjawab atas melayangnya nyawa manusia yang beragama non-Muslim.

Namun pada kenyataan yang sesungguhnya kaum Muslimin justru banyak yang menjadi korban kezaliman dari pihak non-Muslim baik secara individual maupun organisasi bahkan sampai peringkat Negara.

“Istilah state terrorism pun muncul karena ternyata berbagai pembunuhan terhadap kaum Muslimin di Irak, Suriah, dan Palestina dilakukan oleh negara atau penguasa. Di masa kolonialisme bangsa Eropa tidak saja melakukan pembunuhan dan pembantaian yang keji terhadap ribuan bahkan jutaan kaum Muslimin di Asia dan Afrika namun juga menjarah kekayaan alam dan budaya mereka serta menghancurkan peradaban luhur mereka. Dunia seolah menutup mata dari kenyataan ini,” ujarnya.

Dia juga menegaskan bahwa Islam adalah agama yang misi utamanya menebar kasih sayang tidak saja bagi para pemeluknya namun juga bagi semesta raya (rahmatan lil ‘alamiin).

Kaum Muslimin dibimbing oleh agamanya untuk hidup damai dan harmonis dengan siapapun yang menghargai perdamaian dan persaudaraan.

Kaum Muslimin dilarang keras untuk menyakiti siapapun baik secara verbal, non verbal apalagi tindakan fisik. Bahkan dalam kondisi darurat perang sekalipun kaum Muslimin tidak dibenarkan membuat kerusakan seperti menumbangkan pepohonan apalagi membakar bangunan;

Peristiwa pemboman yang dilakukan terhadap sasaran-sasaran publik di berbagai negara tidak dapat begitu saja ditudingkan kepada kaum Muslimin sebagai pelakunya. Apabila ada individu atau kelompok tertentu yang mengklaim bertanggung jawab atas tragedi itu maka hendaknya tidak serta merta melibatkan kaum Muslimin sebagai pihak yang bertanggung jawab atasnya.

Dia menghimbau kepada para pemimpin Pakistan dan Belgia atau negara manapun yang menjadi sasaran pemboman, agar tidak melakukan tindakan balas dendam ke berbagai sasaran Muslim tanpa disertai dasar yang dapat dibenarkan secara hukum maupun kemanusiaan.

“Sesungguhnya terorisme yang tidak memiliki tanah air dan agama itu bukanlah musuh Belgia dan Pakistan saja melainkan musuh kita semua,” tambahnya.

Dia juga menghimbau kepada para pemimpin kelompok-kelompok penebar aksi terorisme mengatasnamakan Islam untuk bertaubat kepada Allah dan menghentikan tindak kekerasan yang diharamkan oleh Allah. Takutlah kepada siksa Allah atas kezaliman yang Anda perbuat.

Sementara kaum Muslimin dihimbau untuk meningkatkan kekompakan dan ukhuwah sesuai tuntunan Al-Qur’an dan Assunnah. (L/R05/P4)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.