Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jama’ah Muslimin Jakarta Barat Adakan Pelatihan Ilmu Hisab

Rudi Hendrik - Ahad, 29 Oktober 2017 - 13:10 WIB

Ahad, 29 Oktober 2017 - 13:10 WIB

346 Views

Ahli hisab Rusdi Usman sedang menjelaskan rumusan perhitungan dalam menentukan awal bulan Muharram di Masjid Nurul Jannah, Kapuk Muara, Jakarta Utara, Ahad, 29 Oktober 2017. (Foto: Rudi Hendrik/MINA)

Ahli hisab Rusdi Usman sedang menjelaskan rumusan perhitungan dalam menentukan awal bulan Muharram di Masjid Nurul Jannah, Kapuk Muara, Jakarta Utara, Ahad, 29 Oktober 2017. (Foto: Rudi Hendrik/MINA)

 

Jakarta, MINA – Wadah umat Islam, Jama’ah Muslimin (Hizbullah), cabang Jakarta Barat mengadakan pelatihan khusus ilmu falak untuk mengetahui cara menghitung peredaran bulan.

Pelatihan yang diadakan di Masjid Nurul Jannah, Kapuk Muara, Jakarta Utara pada Ahad (29/10) tersebut, dihadiri oleh puluhan peserta muslimin dan muslimat.

Pendidik ilmu falak atau hisab, Rusdi Usman, mengatakan, pelatihan dasar ilmu falak itu bertujuan regenerasi agar umat Islam mengetahui kapan pergantian bulan hijriah dan masuknya awal bulan, khususnya bulan-bulan ibadah.

Baca Juga: Wamenag Sampaikan Komitmen Tingkatkan Kesejahteraan Guru dan Perbaiki Infrastruktur Pendidikan 

“Ilmu ini harus diteruskan kepada generasi muda. Ilmu ini memerlukan ketelitian, sebab jika salah hitung sedikit saja, hasilnya akan salah,” katanya kepada MINA.

Menurut dai yang juga pendidik ini, hisab adalah menghitung-hitung perjalanan bulan untuk kebenaran. Untuk mengetahui kapan mulai melaksanakan puasa Ramadan, kapan (hari raya) Idul Fitri, dan lainnya,” kata Rusdi. “Tanpa ilmu hisab, umat Islam hanya ikut-ikutan saja.”

Sementara itu, Amir Jama’ah Muslimin (Hizbullah) Jakarta Barat Sare Abusalim mengatakan, pendidikan gratis itu diadakan karena sangat sedikit orang yang ahli dalam ilmu falak dan hisab.

Program pendidikan ilmu falak ini terus disosialisasikan secara bertahap di berbagai daerah, karena menurut Sare, kebanyakan umat Islam saat ini dalam menetapkan awal puasa dan hari raya lebih kepada mengikuti, tidak melakukan perhitungan sendiri. (L/RI-1/RS3)

Baca Juga: Hari Guru, Kemenag Upayakan Sertifikasi Guru Tuntas dalam Dua Tahun

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru

Rekomendasi untuk Anda