Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jateng Serius Garap UMKM dan Wisata Halal

Zaenal Muttaqin Editor : Widi Kusnadi - 32 detik yang lalu

32 detik yang lalu

0 Views

Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin dalam acara Workshop Peningkatan Perekonomian Jawa Tengah melalui Pengembangan Ekonomi Syariah, di kantornya (Foto: Humas Pemprov/MINA)

Semarang, MINA – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah semakin serius dalam membangun ekosistem ekonomi syariah yang inklusif dan berkelanjutan.

Salah satu terobosannya adalah melalui penguatan sektor pariwisata ramah muslim, sekaligus memanfaatkan momentum kembalinya Bandara Ahmad Yani menjadi bandara internasional.

Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, mengungkapkan komitmen tersebut saat membuka Workshop Peningkatan Perekonomian Jawa Tengah melalui Pengembangan Ekonomi Syariah di Semarang, Kamis (31/7).

“Jawa Tengah memiliki potensi besar menjadi pelopor ekonomi syariah di Indonesia, mengingat mayoritas penduduknya adalah muslim,” ujarnya.

Baca Juga: ICMI: Marak Konten Negatif di Dunia Maya, Pemerintah Diminta Segera Filter Ketat

Untuk mengakselerasi pengembangan ini, Pemprov Jateng telah mengambil sejumlah langkah strategis.

Di antaranya adalah pembentukan Komite Daerah Ekonomi dan Keuangan Syariah (KDEKS) pada 2023, serta penerbitan Peraturan Gubernur Jateng Nomor 40 Tahun 2023 tentang Pariwisata Ramah Muslim.

Program-program pendukung seperti Jateng Halal Vaganza, pembentukan zona Kuliner Halal Aman dan Sejahtera (KHAS), serta penguatan literasi dan promosi keuangan syariah terus digencarkan.

Namun, Taj Yasin mengakui, masih terdapat sejumlah tantangan, seperti minimnya produk UMKM bersertifikasi halal, terbatasnya RPH dan RPU halal, serta implementasi pergub yang belum optimal di tingkat kabupaten/kota.

Baca Juga: Peringatan Dini Tsunami Berakhir, BNPB: Masyarakat Tetap Waspada

“Perlu sinergi lebih kuat antarlembaga, dan juga penguatan kapasitas teknis di daerah,” katanya.

Di sektor pariwisata, sejumlah kawasan telah menjadi pilot project wisata ramah muslim, seperti Kawasan Tawangmanu di Lereng Lawu (Karanganyar), serta wilayah di Kabupaten Semarang dan Wonosobo.

Ia juga menyebutkan kemungkinan kerja sama dengan perguruan tinggi untuk KKN tematik bertema wisata halal, sebagai bentuk keterlibatan generasi muda dalam pembangunan ekonomi syariah.

“Bandara Ahmad Yani yang kembali berstatus internasional harus dimanfaatkan sebagai pintu masuk wisatawan muslim mancanegara. Ini peluang besar bagi kebangkitan ekonomi dan pariwisata Jateng,” pungkasnya. []

Baca Juga: Restorasi Akhlak Digital Didesak Jadi Prioritas Perlindungan Anak

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda