Kab. Tangerang, 3 Sya’ban 1437/10 Mei 2016 (MINA) – Di hari jelang turunnya SP2 untuk warga dan pemilik kafe di lokalisasi Dadap Cheng In, ratusan warga nelayan bentrok dengan aparat polisi dan Satpol PP, Selasa (10/5). Bentrokan dipicu oleh kemarahan warga yang sudah tidak terkendali karena merasa ditipu dan dibohongi oleh pemerintah Kabupaten Tangerang.
Menurut tokoh masyarakat yang berbicara kepada Mi’raj Islamic News Agency (MINA) dengan status anonim, para wakil masyarakat warga nelayan Dadap dijebak dengan bertanda tangan di kertas kosong, lalu dibuat surat palsu yang berisi para wakil warga tersebut dituduh menuntut uang kepada Bupati Kab. Tangerang sebagai bayaran untuk menenangkan warga.
Pada pukul 09.00 WIB, ratusan warga menggunakan senjata pedang, celurit, bambu runcing, kayu, batu hingga botol dalam melawan aparat yang segera merespon dengan tembakan gas air mata. Kerusuhan yang terjadi di daerah pergudangan industri itu juga merusak beberapa kendaraan pribadi dan kendaraan pabrik yang melintas. Warga yang menolak rumahnya digusur melakukan pemblokiran jalan dan membakar ban-ban bekas. Warga mengatakan akan bertahan hingga sore hari.
Hingga Selasa siang, polisi masih menutup jalan raya Dadap dan kondisi masih tegang. Menurut anggota polisi yang berbicara dengan status anonim, ada dua personil keamanan yang terluka dan segera dibawa ke rumah sakit dengan ambulans. Warga nelayan kampung Dadap telah sepakat menolak relokasi berupa kontrakan yang dibayar pemerintah selama 18 bulan.
Baca Juga: Tim SAR dan UAR Berhasil Evakuasi Jenazah Korban Longsor Sukabumi
Mereka berpedoman bahwa program Pemkab Tangerang adalah menggusur lokalisasi seperti kafe-kafe dan tempat praktek prostitusi, tapi kemudian wacana itu bergeser termasuk rencana membongkar rumah warga di daerah lokalisasi. (L/P001/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina