Oleh: Akhirul Soleh, Pengarah Gerakan Sedekah Sampah
Layaknya sebuah pepatah yang mengatakan bahwa banyak jalan menuju Roma, begitu pun dengan bersedekah, banyak cara yang bisa dilakukan untuk memberi manfaat bagi orang lain. Cara paling mudah adalah dengan menyisihkan dan mengumpulkan sampah daur ulang. Cara seperti ini belum dilakukan di banyak tempat, kecuali di Cileungsi, Kabupaten Bogor melalui gerakan Sedekah Sampah.
Ada sebuah kisah nyata dari manfaat gerakan Sedekah Sampah ini. Hari itu hari Selasa (25/10/2022) ketika saya baru saja selesai melakukan aktivitas bersama rekan yang lain dalam gerakan Sedekah Sampah, muncul sebuah pesan di ponsel dari Kabag Kerjasama dan Alumni STMIK Bani Saleh, Zaenal.
Dalam pesan itu, Pak Zaenal memberi informasi bahwa ada seorang guru Bahasa Inggris membutuhkan tongkat, kursi roda, dan kaki palsu. Singkatnya, guru Bahasa Inggris yang dikenal Bu Yuni ini pernah mengalami kecelakaan berat, di mana kaki kanan terlindas mobil yang menyebabkan harus diamputasi. Meski harus kehilangan satu kakinya, tidak menyurutkan semangatnya untuk berbagi ilmu.
Baca Juga: Tak Ada Tempat Aman, Pengungsi Sudan di Lebanon Mohon Dievakuasi
Saya bersama tim gerakan Sedekah Sampah yang mendapatkan informasi tersebut segera menindaklanjuti kepada berbagai organisasi seperti ASONGAN (Ayo Sedekah Rombongan) salah satu mitra gerakan Sedekah Sampah yang biasa melaksanakan kegiatan Jum’at Berkah di berbagai tempat.
Tidak ketinggalan, kami juga menyebarkan informasi tersebut pada salah satu organisasi yang memang bergerak di bidang kemanusiaan “KOPEYAH”, sebuah organisasi berpusat di Bekasi yang dipimpin Edy Prayitno. Edy merespons informasi tersebut dengan cekatan.
Respons cepat tim gerakan Sedekah Sampah dan sejumlah mitra gerakan serupa yang peduli terhadap persoalan Bu Yuni menunjukan bahwa nurani masyarakat Indonesia masih ada. Meski bersedekah hanya melalui sampah yang tidak pernah kita inginkan, namun bisa bermanfaat bagi orang lain.
Tim gerakan Sedekah Sampah bersama mitra yang terjun langsung memberi bantuan merasa tersentuh dengan semangat Bu Yuni. Berulang kali, Bu Yuni mengucap lirih alhamdulillah sebagai ungkapan syukur. Tak terasa, buliran air menetes dari sudut mata kami, menunjukkan bahwa kami yang hadir saat itu merasakan apa yang dirasa Bu Yuni.
Baca Juga: Pengungsi Sudan Menemukan Kekayaan Di Tanah Emas Mesir
“Terima kasih yang tak terhingga dan kebahagiaan yang sangat luar biasa kami sampaikan kepada semua yang terlibat untuk bisa menghadirkan tongkat dan kursi roda yang saat ini bisa kami manfaatkan. Semoga para donatur senantiasa diberikan kesehatan keberkahan dan balasan kebaikan yang berlipat ganda dari Allah Subhanahu wa Ta’ala,” kata Bu Yuni lirih.
Inisiator gerakan Sedekah Sampah, Hariyanto yang juga hadir menuturkan, gerakan Sedekah Sampah awalnya hanya sekadar mengumpulkan sampah-sampah plastik, namun kini telah berinovasi dengan sejumlah gagasan.
Gerakan Sedekah Sampah melalui beragam program seperti Jemput Sedekah Sampah, Wakaf Keranjang Sedekah Sampah, dan Sedekah Doa diharapkan bisa dirasakan manfaatnya seperti yang dialami Bu Yuni.
Tiada hari tanpa sedekah biar hidup semakin berkah, sebuah prinsip yang harus ditanamkan pada setiap insan beriman. Sebab, apabila satu tubuh merasakan sakit, maka tubuh yang lain akan merasakannya juga. Seperti itulah jiwa seorang mukmin terhadap saudaranya. Untuk membantu, tidak harus kenal dulu. Siapa pun yang butuh bantuan, maka segera dibantu semampu kita.
Baca Juga: Terowongan Silaturahim Istiqlal, Simbol Harmoni Indonesia
Selain berbagi melalui sampah, masyarakat juga bisa memberikan dukungan secara nyata dengan cara memberikan donasi terbaiknya melalui aplikasi kitabisa.com dengan nama “Sedekah Sampah untuk Biaya Pendidikan Yatim dan Dhuafa”. (A/AS/R2)
Mi’raj News Agency (MINA)