Libreville, MINA – Pemimpin kudeta Gabon menunjuk Jenderal Brice Oligui Nguema sebagai presiden transisi negara itu pada Rabu (30/8), menurut sebuah pernyataan yang dibacakan di televisi nasional.
“Jenderal Brice Oligui Nguema dengan suara bulat ditunjuk sebagai Ketua Komite Transisi dan Pemulihan Lembaga, Presiden Transisi,” kata pernyataan itu setelah pertemuan seluruh komandan militer dan kepala staf. Anadolu Agency melaporkan.
Jenderal Nguema, mantan kepala unit keamanan paling kuat di negara itu, Garda Republik Gabon, sebuah formasi militer independen yang bertanggung jawab melindungi pejabat dan gedung pemerintah, dilaporkan adalah sepupu Presiden Ali Bongo yang digulingkan.
Menurut pernyataan itu, Jenderal Nguema memerintahkan pemulihan layanan internet serta sinyal saluran radio dan televisi internasional di Gabon segera setelah ia menjabat.
Baca Juga: Dokter New York Dipecat karena Kritik Genosida Israel
Nguema, putra seorang perwira militer, bersekolah di Akademi Militer Kerajaan Meknes di Maroko.
Setelah Ali Bongo menggantikan ayahnya pada tahun 2009, Nguema ditugaskan ke Maroko dan Senegal untuk misi diplomatik. Dia kembali satu dekade kemudian untuk memimpin Garda Republik Gabun.
Pengumuman tersebut menyatakan, Nguema menekankan perlunya “menjaga ketenangan dan ketentraman di negara kita yang indah.”
“Saat kita memasuki era baru, kami akan menjamin perdamaian, stabilitas dan martabat Gabon yang kita cintai,” katanya.
Baca Juga: Aliansi Oposisi Myanmar Umumkan Gencatan Senjata, Fokus Bantu Korban Gempa
Pada hari Sabtu, pihak berwenang dilaporkan telah memerintahkan penutupan internet ketika pemungutan suara berakhir pada pemilihan presiden, parlemen dan lokal untuk menghindari “risiko kekerasan dan penyebaran disinformasi.”
Pada hari yang sama, pihak berwenang mengumumkan penangguhan saluran media Perancis France 24, RFI dan TV5 Monde dari siaran di Gabon.
Sementara itu, jam malam akan tetap berlaku hingga pemberitahuan lebih lanjut.
Malika Bongo Ondimba, putri presiden Gabon yang digulingkan, mengirimkan ucapan selamatnya kepada Jenderal Nguema dalam sebuah unggahan di jejaring sosial X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter.
Baca Juga: [POPULER MINA] Gempa Dahsyat Myanmar dan Penetapan Idul Fitri
Dia ikut serta dalam pemilihan legislatif Sabtu lalu.
Warga Gabon yang mengenakan warna bendera negaranya – hijau, kuning dan biru – turun ke jalan untuk menunjukkan dukungan mereka terhadap pemimpin kudeta, seperti yang ditunjukkan dalam video di media sosial dan media lokal.
“Jawaban terhadap kudeta pemilu adalah kudeta militer. Kami berterima kasih kepada tentara karena bertindak bermartabat. Hasilnya memang dicurangi, tapi demi Tuhan, militer mengambil alih,” kata Noel Koumba kepada portal berita GabonActu.
Guy Serges Moussavou, seorang pengunjuk rasa lainnya, mengatakan: “Kami telah menunggu momen ini sejak lama. Kami pikir militer tidak punya nyali, tapi mereka membantah kami.”
Baca Juga: Gempa Myanmar: per 29 Maret 1.600 Lebih Tewas
“Bagi kami, pemilu ini dicurangi, tetapi kami tetap memilih perubahan. Namun Tuhan mendengarkan umat-Nya.”
Menurut laporan media lokal, para pengunjuk rasa yang gembira merobohkan poster-poster bergambar presiden Partai Demokrat Gabon yang berkuasa di ibu kota Libreville dan menggantinya dengan poster-poster oposisi, terutama dari kandidat konsensual dalam pemilihan presiden pekan lalu, Albert Ondo Ossa.
Di tempat lain, warga negara Gabon yang tinggal di Senegal dibubarkan oleh polisi setelah mereka mencoba menyerbu kedutaan Gabon di ibu kota, Dakar, untuk menunjukkan dukungan mereka terhadap kudeta. Video di media sosial menunjukkan puluhan warga Gabon menyanyikan lagu kebangsaan mereka di depan Kedutaan.
Sebelumnya, sekelompok perwira senior militer Gabon muncul di televisi nasional Rabu pagi dan mengumumkan bahwa mereka telah merebut kekuasaan.
Baca Juga: Muslim AS Idul Fitri Ahad 30 Maret
Langkah itu dilakukan tak lama setelah Pusat Pemilihan Umum Gabon mengkonfirmasi bahwa Presiden petahana Bongo secara resmi memenangkan masa jabatan ketiganya sebagai presiden dengan 64,27% suara.
Bongo telah berkuasa selama lebih dari satu dekade.
Gabon adalah negara Afrika terbaru yang menyaksikan kudeta militer baru-baru ini setelah Niger bulan lalu dan Mali pada tahun 2022. (T/RI-1/B04)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Lebih dari 2.000 Tahanan Dibebaskan di Afghanistan pada Hari Raya Idul Fitri