Damaskus, MINA – Jerman membuka kembali kedutaan besarnya di Suriah, 13 tahun setelah ditutup pada hari-hari awal revolusi Suriah dan perang saudara. Itu menjadi perkembangan baru yang menandakan pengakuan lebih lanjut atas otoritas baru Suriah dalam komunitas internasional.
Dalam perjalanan ke ibu kota Suriah, Damaskus, pada Kamis (20/3), untuk bertemu dengan Presiden sementara Suriah Ahmad Al-Sharaa dan pejabat lainnya, Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock mengumumkan pembukaan kembali Kedutaan Besar Jerman di negara yang dilanda perang tersebut. MEMO melaporkan.
“Dengan pembukaan kedutaan ini, kami menyatakan dengan sangat jelas bahwa Jerman kembali ke Damaskus, Jerman memiliki kepentingan utama dalam Suriah yang stabil,” kata Baerbock kepada wartawan.
“Kami ingin proses politik di Suriah terus maju dan mendukungnya sebaik mungkin. Untuk itu, kami sebagai orang Eropa dan sebagai Republik Federal Jerman membutuhkan rekan-rekan kami sebagai mata dan telinga di lapangan,” tambahnya.
Baca Juga: Bangladesh Desak Tindakan Konkret untuk Pemulangan Pengungsi Rohingya
Saat ini, kedutaan besar Jerman di Suriah tidak akan menawarkan layanan konsuler atau visa, dan hanya akan terdiri dari tim kecil yang didukung oleh rekan-rekan yang bermarkas di Lebanon, sementara dipimpin oleh kuasa usaha.
“Apakah di masa mendatang akan ada duta besar lagi tergantung pada perkembangan politik dan, tentu saja, keamanan di sini,” kata Baerbock. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Gedung Putih: Trump “Mendukung Penuh” Tindakan Israel di Gaza