Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jerman Hentikan Penjualan Senjata ke Arab Saudi dan Koalisinya

Zaenal Muttaqin - Sabtu, 20 Januari 2018 - 16:14 WIB

Sabtu, 20 Januari 2018 - 16:14 WIB

120 Views

Tank militer Arab Saudi buatan Jerman (Foto: File/Press TV)

saudi-300x169.jpg" alt="" width="804" height="453" /> Tank militer Arab Saudi buatan Jerman (Foto: File/Press TV)

 

Berlin, MINA – Jerman menghentikan penjualan senjatanya kepada Arab Saudi dan kepada hampir semua koalisinya yang melancarkan perang ke Yaman.

Keputusan Jerman ini kemungkinan akan berdampak pada penguasa Riyadh dan efek domino terhadap negara-negara Barat dan non-Barat lainnya yang mengekspor senjata ke Arab Saudi.

Juru bicara pemerintah Jerman Steffen Seibert pada hari Jumat (19/1) mengatakan, Dewan Keamanan Federal tidak lagi menerbitkan lisensi ekspor yang “tidak sesuai dengan kesimpulan dari perundingan eksplorasi,” kantor berita resmi DPA Jerman melaporkan.

Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina 

Menurut laporan Press TV yang dikutip MINA, pejabat Jerman tersebut mengacu pada perundingan yang sedang berlangsung di antara faksi politik Jerman dari Uni Demokratik Kristen, Serikat Sosial Kristen, dan Demokrat Sosial mengenai pembentukan pemerintah koalisi baru Jerman.

Sebuah draf tentang ekspor senjata yang dikeluarkan dari hasil pembicaraan tersebut menyebutkan, bahwa pemerintah federal Jerman, tidak akan lagi mengekspor senjata ke negara-negara lain selama mereka terlibat dalam perang Yaman.

Sekitar 13.600 orang telah meninggal sejak pasukan koalisi Arab Saudi melancarkan perang terhadap Yaman pada bulan Maret 2015.

Perang yang mendapat partisipasi dari negara Uni Emirat Arab, Yordania, Mesir, Bahrain, Kuwait, Maroko, Sudan, dan Senegal, diperkuat oleh pasokan senjata dan dukungan logistik dari Amerika Serikat dan Inggris.

Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan

Washington menandatangani kesepakatan senjata senilai AS $ 110 miliar dengan Riyadh tahun lalu.

Dengan menghentikan penjualan senjata ke Arab Saudi, kelas berat Eropa Jerman dapat menjadi model bagi kekuatan Barat dan non-Barat lainnya yang sudah mendapat tekanan untuk mengakhiri penjualan senjata mereka ke rezim Riyadh.

Kelompok hak asasi manusia telah lama menyerukan embargo senjata ke Arab Saudi atas kemungkinan kejahatan perang di Yaman.

Sebuah panel PBB baru-baru ini menyusun sebuah laporan terperinci tentang korban sipil yang disebabkan oleh militer Saudi dan sekutu-sekutunya selama perang mengatakan, koalisi yang dipimpin Riyadh telah menggunakan amunisi dengan sasaran sipil dalam penyerangannya terhadap kelompok Houthi.

Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu

“Serangan tersebut dilakukan oleh amunisi dengan panduan presisi, jadi kemungkinan ini adalah target yang diinginkan,” kata laporan panel tersebut, menurut Al Jazeera.

Arab Saudi dan UEA termasuk di antara penerima utama persenjataan buatan Jerman pada tahun 2016.

Laporan DPA mengatakan, masyarakat Jerman secara tradisional mewaspadai kesepakatan senjata dan Kanselir Jerman Angela Merkel telah dipaksa untuk mengakhiri penjualan ke negara-negara dengan catatan hak asasi manusia yang bermasalah.

Satu-satunya pengecualian yang tidak dihentikan penjualan senjata Jerman adalah Yordania, yang akan menerima peralatan militer senilai 130 juta euro (158 juta dolar AS).

Baca Juga: Inggris Hormati Putusan ICC, Belanda Siap Tangkap Netanyahu

Jordan menjadi tuan rumah skuadron pesawat tempur Tornado Jerman dan perangkat keras lainnya yang digunakan oleh Angkatan Bersenjata Jerman. (T/B05/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

 

Baca Juga: Guido Crosseto: Kami akan Tangkap Netanyahu Jika Berkunjung ke Italia

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Dunia Islam
Bendera Palestina dikibarkan di komplek Masjid Al-Aqsa (Sumber: Anadolu Agency)
Palestina
Internasional
Dunia Islam
MINA Sport