Berlin, MINA – Pihak berwenang di ibu kota Jerman, Berlin, melarang semua protes pro-Palestina hingga 2 Mei dengan dalih tuduhan beberapa pengunjuk rasa membuat pernyataan antisemit.
Sebuah protes untuk mendukung Palestina dijadwalkan berlangsung di Berlin Jumat (29/4) berjudul ‘protes terhadap agresi Israel di Yerusalem’ dibatalkan oleh polisi kota atas tuduhan antisemit.
“Berdasarkan pengalaman dari masa lalu, bahaya langsung. Bahwa peristiwa seperti itu bisa terjadi lagi selama protes pro-Palestina,” kata pejabat polisi seperti dikutip MEMO, Ahad (1/5).
Menteri Dalam Negeri Berlin Iris Spranger juga menyatakan awal pekan ini, “Kami menyaksikan tindakan kriminal, slogan antisemit dan seruan yang paling buruk”, menambahkan bahwa itu “sama sekali tidak dapat diterima.”
Baca Juga: Tentara Israel Cemas Jumlah Kematian Prajurit Brigade Golani Terus Meningkat
Penyelenggara protes menentang narasi peristiwa tersebut dengan menyoroti, tindakan beberapa pengunjuk rasa tidak boleh digeneralisasi.
Polisi dengan mudah dapat melarang protes yang dijadwalkan menggunakan amandemen Undang-Undang Majelis selama pandemi Covid-19, yang memungkinkan mereka untuk melarang protes dan berkumpul jika mereka mengklaim ada risiko bagi keselamatan publik.
Penyelenggara protes pro-Palestina mengajukan banding terhadap larangan tersebut, tetapi Pengadilan Tata Usaha Berlin membatalkannya dengan memutuskan, kepentingan publik khusus dalam penegakan keputusan larangan melebihi kepentingan pemohon.
Sementara protes untuk mendukung Palestina dan melawan pendudukan Israel dilarang hingga 2 Mei, ada beberapa demonstrasi lain yang dijadwalkan berlangsung di kota yang belum dibatasi. Padahal demonstrasi semacam itu menghasilkan kemungkinan yang lebih tinggi dari pesta jalanan dan kekacauan, menurut kritikus larangan tersebut.
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
Kebijakan diskriminatif semacam itu telah membuat banyak orang percaya, otoritas Jerman memiliki masalah semata-mata dengan tema protes pro-Palestina, mengutuk setiap ekspresi kritik terhadap Israel.
Media Jerman juga secara langsung mengadopsi bias, dengan berbagai outlet memecat anggota staf dan jurnalis, terutama Arab dan yang mengekspresikan pandangan pro-Palestina. (T/RE1/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza