Jurnalis MINA, Nurhadis: Palestina Telah Akui Indonesia Merdeka Sejak Sebelum Proklamasi Kemerdekaan  

Sungkai Utara, Lampung Utara, MINA – Jurnalis yang juga Kepala Kantor Berita MINA Biro Sumatera, mengatakan, kemerdekaan RI  yang utama adalah atas berkat Rahmat Allah yang Maha Kuasa,  dan juga berkat bantuan bangsa Palestina.

Hal itu dikatakannya saat mengisi silaturahim dan Pengajian Akbar yang digelar Masjid Nurul Husna Pasar Senin, Negararatu, Sungkai Utara, Lampung Utara, Ahad (4/9) dihadiri oleh berbagai Majelis Taklim Muslimah yang ada di Desa Negararatu.

Nurhadis menjelaskan, Jum’at 17 Agustus 1945 bertepatan dengan hari Jumat 9 Ramadhan 1364 H, Bung Karno memproklamirkan Indonesia sebagai negara merdeka. Namun proklamasi sebagai negara merdeka memerlukan pengakuan dan dukungan dari negara lain.

“Tak dinyana ternyata Palestina lah yang memberikan dukungan sejak tahun 1944, satu tahun sebelum kemerdekaan diproklamirkan,” ungkapnya.

Pasca Proklamasi, lanjut Nurhadis, Mufti besar Palestina Syekh Muhammad Amin Al-Husaini dan seorang saudagar kaya Palestina, Muhammad Ali Taher menyiarkan dukungan rakyat Palestina untuk kemerdekaan Indonesia melalui siaran radio dan media berbahasa Arab pada 6 September 1945.

Selain itu, Muhammad Ali juga mengorbankan hartanya untuk kemerdekaan Indonesia.

“Berita tersebut dua hari berturut-turut disebarluaskan di berbagai media termasuk harian terkenal bernama Al-Ahram,” ungkapnya.

“Kedua tokoh ini juga aktif melobi negara-negara di kawasan Timur Tengah yang berdaulat di Liga Arab untuk mengakui kemerdekaan Indonesia,” lanjutnya.

Sejarah memang mencatat bahwa Mesir adalah negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia pada 22 Maret 1946. Namun pengakuan ini tak lepas dari peran dua tokoh Palestina tersebut.

“Melihat begitu besarnya peran bangsa Palestina terhadap kemerdekaan Indonesia, sudah sepantasnya kita bangsa Indonesia membalas budi baik tersebut,” tutur Nurhadis di hadapan ratusan muslimat dari Majelis Taklim yang hadir.

Ia menjelaskan, Palestina saat ini masih dalam penjajahan oleh Zionis Israel. Penjajahan tersebut mengakibatkan banyak korban jiwa berjatuhan, termasuk anak-anak dan perempuan.

“Atas dasar ini  perempuan Indonesia bisa mengambil peran dalam mengisi kemerdekaan ini dengan mewujudkan kepedulian terhadap bangsa yang punya peran dalam kemerdekaan Indonesia. Kita punya hutang budi terhadap mereka,” ujarnya.

Pengajian akbar ini digelar Masjid Nurul Husna yang menghadirkan lembaga kepalestinaan Maemuna Center (Mae-C) bersama pelajar dari Palestina, Yasmin Mahmoud Hasyim Anbar, serta dua mahasiswa Unila asal Gaza Palestina yang memberikan pemaparan tentang kehidupan warga Palestina di bawah pendudukan Israel. (L/R12/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Habib Hizbullah

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.